- Beni Roska
Harga Sawit Tak Kunjung Naik Hanya Rp 800 Per Kg, Petani Sawit Menjerit
Sumatera Barat - Kalangan petani kelapa sawit di Kabupaten Sijunjung mulai putus asa lantaran harga tandan buah segar (TBS) tak kunjung naik, bahkan ditingkat pengepul (tauke) mentok dilevel Rp 800 per kilogram, Sabtu (9/7/2022).
Sementara, pihak Pemerintah Daerah (Pemda) dan lembaga-lembaga terkait, terkesan tak punya daya menyikapi persoalan harga sawit yang murah ini. Sampai sekarang nyaris belum ada kebijakan yang dapat meringankan beban petani.
Murahnya harga jual TBS di Kabupaten Sjunjung ini sudah bergulir selama sebulan terakhir. Petani nyaris hanya gigit jari menghadapi kenyataan, bahkan sebelumnya harga sawit sempat bertengger dikisaran Rp 600 per kilogram.
Seorang petani sawit di daerah Kiliranjao, Kecamatan Kamangbaru, Indrawadi (47)menuturkan bahwa petani kini mulai merasa putus asa. Jatuhnya harga sawit kali ini adalah yang terparah hingga terkesan tak ada harapan.
Dapat dibayangkan seiring jatuhnya harga jual TBS, justru harga pupuk (khususnya jenis NPK non subsidi) tetap terpatri dengan harga premium mencapai Rp1.2 juta per zak (50 kg). Ditambah biaya panen, upah angkut, transportasi, serta biaya rawatan kebun, semuanya butuh biaya besar.
"Harga jual ditingkat tauke kini hanya Rp 800 per kilo, bahkan sebelumnya sempat Rp 609. Harga segitu sungguh miris, tak masuk akal sebab biaya garapan kebun sawit terbilang mahal," ujarnya yang juga merupakan seorang Anggota DPRD Kabupaten Sijunjung.
Dengan harga Rp 800, hasil panen per hektare paling tinggi hanya mencapai Rp 450 ribu. Sedangkan biaya garapan, pengolahan dan produksi yang harus dipikul petani adalah dua kali lipat.