- tim tvone/Dedi Harianto
PLTA Batang Toru Diduga Tutupi Jumlah Korban Terowongan, Keluarga Korban Ceritakan Kronologinya
Tapanuli Selatan, Sumatera Utara - PLTA Batang Toru diduga tutupi jumlah korban pengerjaan proyek pembangunan PLTA Simarboru di Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut), Minggu (21/8/2022) kemarin.
Hal itu diungkapkan satu di antara keluarga korban kecelakaan kerja proyek tersebut, Randika (25), pada tvonenews.com, Senin (22/8/2022). Ia ceritakan kronologis ayah menjadi korban tersebut, bahwa ayahnya Ahmad Somed (49) yang merupakan pekerja pada proyek pembangunan PLTA Simarboru juga menjadi korban luka saat bekerja tepatnya di terowongan VI sekitar pukul 03.00 WIB, Minggu (21/8/2022) pagi.
"Pihak keluarga pertama kali mengetahui kejadian ini setelah diberitahu oleh pihak perusahaan pada hari itu juga Minggu (21/8/2022) sekitar pukul 05.00 WIB usai salat Subuh dan tiba di rumah sekitar pukul 05.30 WIB dan langsung dibawa kesalah satu dukun patah Desa Garoga, Batang Toru, Tapsel didampingi tim medis perusahaan," bebernya.
Sambungnya mengatakan, keluarga dapat informasi pada Subu melalui telepon, setengah jam kemudian mereka datang membawa ayah untuk dibawa berobat ke dukun Patah, sebelum akhirnya di rujuk ke rumah sakit Sidempuan.
"Sekitar Pukul 07.00 WIB pada hari yang sama korban dibawa kesalah satu rumah sakit swasta di kota Padang Sidempuan dan sekitar pukul 09.00 WIB tiba di rumah sakit tersebut, setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak rumah sakit kami diberitahu bahwa korban mengalamai luka patah rusuk sebelah kanan," ungkapnya.
Pada hari itu juga, ia katakan pihak rumah sakit menyarankan agar korban dirujuk kesalah satu rumah sakit di Medan, Sumut sekitar pukul 13.00 WIB korban langsung dirujuk (diberangkatkan) ke salah satu rumah sakit di Medan dengan menggunakan mobil ambulans rumah sakit swasta di Padang Sidempuan.
"Di mana pagi tadi Senin (22/8/2022) ayah tiba di salah satu rumah sakit di kota Medan dan sudah ditangani oleh dokter, pastinya saat ini masih dalam penanganan oleh pihak rumah sakit," terang Randika.
Dari keterangan yang disampaikan ayah (korban), di mana saat itu korban sedang bekerja di dalam terowongan VI dengan menggunakan tangga khusus (tiang peranca).
Pada Minggu dini hari, tiba-tiba dinding pada terowongan terjadi sesuatu sehingga spontan kedua pekerja bangunan atau korban meloncat dari peranca dengan ketinggian lebih kurang delapan Meter.
"Dimana ayah kami ini sendiri sudah bekerja pada perusahaan proyek PT PLTA ini sekitar lebih kurang tiga (3) tahun," jelas Randika
Sementara itu Kapolres Tapsel AKBP Imam Zamroni ketika dihubungi melalui sambungan telepon Senin (22/8/2022) membenarkan hal kejadian di terowongan VI itu.
"Yang pasti tetap akan kita lakukan lidik, dimana kedua kejadian ini sebelumnya ditangani oleh Polsek , mengingat keduanya berada didua lokasi berbeda Kecamatan Sipirok dan Batangroru sehingga keduanya kita tarik ke Polres untuk dilakukan lidik untuk mengetahui apakah ada unsur kelalaian atau tidak, namun kita akan tetap berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Tapsel terkait Insiden tersebut," ucapnya.
Untuk diketahui, sampai berita ini dimuat, di mana pihak perusahaan sendiri ketika dihubungi awak media melalui sambungan telepon seluler untuk dimintai keterangan belum merespon maupun memberikan keterangan terkait insiden terowongan PLTA Batang Toru. (Dho/Aag)