Ratusan Masa Ojek Online Roda Dua Unjuk Rasa di Kantor DPRD Sumatera Utara.
Sumber :
  • tim tvone/Zulfahmi

Kenaikan BBM Bebani Driver, Ratusan Ojol Demo Kantor Wakil Rakyat di Sumut

Selasa, 13 September 2022 - 16:20 WIB

Medan, Sumatera Utara - Dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi jenis Pertalite mulai dirasakan oleh kalangan driver. Kenaikan tarif pada aplikator transportasi online yang dianggap menjadi beban mereka, membuat ratusan ojek online roda dua lakukan demo ke Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Sumatera Utara, Selasa (13/09/2022).

Masa ojek online roda dua  yang tergabung dalam Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitar (GODAMS) pada aksi demonya menyampaikan, beberapa aspirasi di antaranya menolak kenaikan BBM Subsidi jenis Pertalite, meminta revisi atas penyesuaian tarif baru untuk zona 1 Pulau Sumatera oleh Kementerian Perhubungan, meminta legalitaskan profesi ojek online Indonesia, mendesak aplikator untuk menjaga kestabilitas pasar dan cabut izin usaha aplikasi yang tidak patuh atas regulasi.

"Pasca kenaikan BBM kemarin, sangat berdampak sekali kepada kami driver ojek online roda dua, terutama pada pendapatan yang dituntut untuk mengeluarkan membeli BBM yang naik 30%," kata Ketua Umum GODAMS, Agam Zubur kepada tvonenews.com di Medan.

Agam Zubir berharap kepada pemerintah untuk mengevaluasi kembali kenaikan BBM tersebut yang berdampak besar kepada masyarakat.

"Harapan kami, pemerintah mengevaluasi hal ini, setidaknya memberi ruang untuk kami mendapatkan bantuan, yang terdampak atas kenaikan BBM," harapnya.

Mereka telah menyuarakan kepada pemerintah melalui anggota DPRD Sumut Komosi D, bidang Ekonomi untuk lebih serius lagi dalam menanggapi keluhan driber ojek online roda dua.

"Kepada anggota dewan, agar bisa lebih serius lagi dalam menyerap aspirasi kami. Masih banyak lagi, seperti payung hukum ojek online dan penyesuan tarif oleh Kementerian perhubungan," tegasnya.

Usai kenaikan BBM bersubsidi jenis Pertalite, harga tarif aplikasi transportasi ojek online juga ikut naik.

"Tarif yang diberikan aplikator kepada driver, hanya 6-8 %. Ini sangat tidak adil bagi driver, kami meminta bapak dewan bisa memperjuangkan ini, memanggil aplikator untuk merubah kembali tarif yang relepan dan adil bagi kawan -kawan driver," tuturnya.

Sambungnya menjelaskan, kenaikan tarif membuat driver menjerit dengan beban bertambah dan harus membeli BBM yang mahal.

"Aplikator tidak adil, kita meminta aplikator menurunkan beban aplikasi kepada pelanggan.  Dengan tarif baru, order yang diterima driver semangkin membebani driver," tutupnya. (Zul/Aag).
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
25:31
03:07
07:12
11:19
05:11
03:04
Viral