Pondok dan Lahan Perkebunan Sawit yang dirusak.
Sumber :
  • Tim TvOne/Tarmizi

Gerombolan Gajah Rusak Kebun dan Pemukiman Warga Suku Anak Dalam

Senin, 24 Oktober 2022 - 14:36 WIB

Tebo, Jambi - Puluhan ekor gajah liar kembali merusak lahan sawit warga milik suku anak dalam (SAD) di Desa Muara Killis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi. Selain merusak kebun, kawanan gajah ini juga mengobrak-abrik pemukiman warga sekitar.

 

Dari keterangan Temenggung Apung (Pimpinan SAD) mengatakan, sejak kawanan gajah merusak pemukiman warga beberapa minggu ini, warganya terus disibukkan dengan menghalau gajah karena selalu datang dan merusak tanaman sawit, baik itu yang baru ditanam maupun yang siap panen (buah pasir).

 

"Gajah yang merusak kebun kami itu jumlahnya sangat banyak, ada sekitar 30 ekor mulai dari yang kecil hingga yang besar," kata Temenggung Apung, pada Senin (24/10/2022).

 

Dirinya juga mengatakan bahwa, setiap kali gerombolan gajah tersebut melintas, satu hamparan kebun sudah dipastikan rusak. Saat ini, ia bersama warganya dan warga sekitar terus berupaya mengusir kawanan gajah.

 

"Rombongan gajah sering datang dan merusak kebun kami di waktu malam hari, dan ada juga yang datang di waktu pagi," jelasnya.

 

Sementara, Ahmad Firdaus selaku pendamping SAD, menduga bahwa gajah tersebut mulai berkeliaran dan masuk ke perkebunan warga semenjak pemerintah meresmikan Pusat Informasi Konservasi Gajah (PIKG) di Desa Muaro Sekalo, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo.

 

"Semenjak diresmikannya penangkaran satwa di kawasan Kaki Bukit Tiga Puluh (BTP) oleh pemerintah beberapa waktu lalu, kawanan gajah mulai berani masuk ke pemukiman dan memakan tanaman sawit masyarakat," sebut Ahmad Firdaus.

 

Firdaus menilai bahwa lahan yang ditanami sawit oleh warga SAD dan masyarakat sekitar di Desa Muara Killis tersebut, sebelumnya tidak pernah dimasuki gajah, setelah warga berkebun, gajah masuk dan merusak apa yang ada di sana.

 

"Wilayah itu bukan lintasan gajah, tapi kenapa sekarang banyak gajah yang berkeliaran di kebun-kebun warga," terangnya. 

 

Firdaus juga menyebutkan, bahwa gajah yang merusak dan memakan tanaman sawit warga itu ada yang jinak, diduga gajah tersebut sengaja didatangkan untuk memanggil gajah liar agar bisa hidup di lintasan gajah yang baru diresmikan.

 

"Tapi ini malah membuat konflik, saya minta pemerintah dan pihak terkait untuk mencarikan solusi agar konflik antara gajah dan manusia tidak terjadi," pungkasnya. (tar/wna)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:02
03:01
02:57
02:35
05:18
01:38
Viral