- Tim TvOne/ Fahmi
Akibat Cuaca Ekstrim, Harga Sayur Mayur Meroket di Medan
Medan, Sumatera Utara - Akibat dampak dari cuaca ekstrim dan banjir, memicu kenaikan harga sayur mayur di Pasar Tradisional Desa Lalang, Jalan Klambir V Medan, Sumatera Utara.
"Cuaca ekstrim dan banjir sangat berpengaruh sekali bang, gara-gara banjir di sejumlah daerah di Sumatera Utara mengakibatkan petani banyak yang gagal panen, pada umumnya petani lokal sayur-mayur," ungkap Lian Saragih, pedagang sayur Pasar Desa Lalang, selasa (22/11/2022).
Komoditas pangan seperti sayur mayur yang mengalami kenaikan di antaranya adalah Tomat, wortel, Sawi, kangkung, bayam dan seledri. Hal ini diakibatkan banyaknya petani lokal yang gagal panen terdampak banjir.
"Harga tomat sebelumnya dijual Rp 5000 per kilogram, sekarang naik menjadi Rp 14.000 per kilogramnya. Wortel juga sebelumnya hanya dijual Rp 6000 per kilogramnya, naik menjadi Rp 9000 per kilogramnya.
Begitu juga, seperti sawi sebelumnya dijual Rp 7000 per kilogramnya, kini naik menjadi Rp 6000 per kilogramnya.
Untuk sayur kangkung biasanya dijual Rp 3000 per 3 ikat, kini menjadi Rp 5000 per 3 ikatnya, sayur bayam sebelumnya Rp 2000 per ikat, kini naik menjadi Rp 5000 per ikat," ucap Lian.
Pantauan langsung tvonenews com di pasar tradisional Desa Lalang, harga kacang panjang dijual Rp 15.000 per kilogramnya. Sedangkan bunga kol dijual seharga Rp 5000 per kikogramnya.
Selain terdampak hujan dikawasan pegunungan kenaikan harga tomat diakibatkan tingginya pembeli dari luar daerah Sumatera Utara, seperti pembeli dari Pulai Jawa.
Lian saragih menerangkan, harga cabai saat ini mengalami naik turun dalam sepekan. Sedangkan harga bawang terjadi penurunan akibat stok melimpah yang masuk dari daerah Sumatera Utara dan Luar Sumatera Utara.
"Kadang naik, kadang turun. Hari ini cabai merah Rp 25.000 per kilogram dari harga sebelumnya Rp 35.000 per kilogramnya. Untuk cabai rawit tergolong normal Rp 30.000 perkilogramnya, sedangkan cabai hijau dijual Rp 20.000 per kilogramnya. Bawang merah sebelumnya Rp 35.000 per kilogramnya turun menjadi Rp 28.000 per kilogramnya," terangnya.
Ia juga menambahkan, situasi cuaca ektrim seperti intensitas hujan yang tinggi, membuat pelanggan enggan keluar rumah. Bahkan omset pedagang sayur terjun bebas.
"Yang membuat omset turun sebenarnya adalah rata-rata rumah kita kan kebanjiran, jadi pembeli volumenya berkurang, mungkin lagi beres-beres merapikan rumah kali ya. Dalam 3 hari ini, omset kita drop, pembeli 80% berkurang," sebutnya.
Selaku pedagang sayur, Lian berharap kepada pemerintah untuk cepat tanggap dalam masalah banjir dan pembangunan Kota Medan bebas banjir agar ekonomi bisa pulih kembali.
"Harapan kita, kalau bisa pemerintah khususnya kota Medan, bisa menanggulangi banjirlah. Agar masyarakat perekonomian kembali normal," tutup Lian. (ZUL/LNO).