- Tim TvOne/ Boris
PERHIPTANI Pali Nilai Budidaya Talas Beneng Dapat Menjadi Penguat Ketahanan Pangan dengan Strategi Diversifikasi
Pali, Sumsel - Jadikan lahan menjadi produktif, Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia atau PERHIPTANI Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumsel, budidayakan Talas Beneng yang dinilai memiliki potensi untuk dimanfaatkan dalam penguatan ketahanan pangan melaui strategi diversifikasi pangan. Selain mudah untuk ditanam, pangsa pasar Talas Beneng pun terbuka dan dapat ditanam secara bersamaan dengan tanaman tanaman buah lainnya.
Dengan memanfaatkan lahan yang kosong atau non produktif, PERHIPTANI Kabupaten Pali, budidayakan Talas Beneng yang sering dikenal dengan Beneur dan koneng adalah salah satu komoditas tanaman pangan yang sedang digenjar untuk dikembangkan. Talas Beneng cukup terbilang unik karena memiliki bentuk yang lebih besar dari pada talas pada umumnya. Selain sangat mudah untuk ditanam, pangsa pasar Talas Beneng pun terbuka. Daun talas beneng digunakan pada industri tembakau rokok. Sedangkan umbinya dapat digunakan sebagai bahan pakan seperti tepung dan olahan lainnya.
Talas beneng merupakan pangan lokal yang berasal dari Pandeglang, Provinsi Banten, yang memiliki potensi dan manfaat. Hal ini dijelaskan Ketua DPD PERHIPTANI Pali, Ali Sadikin, saat ditemui disalah satu lahan budidaya Talas Beneng, Keluaran Handayani Mulya, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Pali, Sumsel, Rabu (11/01/2023). Dia mengatakan usaha dalam meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan pertanian. Talas Beneng dinilai memiliki potensi untuk dimanfaatkan dalam penguatan ketahanan pangan melaui strategi diversifikasi pangan. Diversifikasi tanaman Talas Beneng dilakukan agar pertanian tidak hanya menghasilkan satu jenis tanaman, contohnya dengan sistem tumpang sari yaitu dengan menanam buah pokat dan pepaya.
"Kita memanfaatkan lahan yang kurang produktif, seluas 2 hektare. Talas Beneng ini mudah sekali untuk dibudidayakan dan tidak susah untuk dipasarkan. Yang kami ambil dari Talas Beneng saat ini yaitu daun, batang dan umbinya. Untuk lahan yang di sini kita menggunakan tanaman tumpang sari, tanaman buah pokat sebanyak 1.500 batang dan pepaya jenis kalina sebanyak 2.000 batang, selain itu juga kami menanam tanaman pangan seperti jagung manis.” Katanya.
Untuk saat ini sudah ada beberapa Petani dan anggota PERHIPTANI yang sudah mulai membudidayakan Talas Beneng, dan terdata di wilayah Kabupaten Pali, sejauh ini sudah ada sebanyak 70.000 rumpun, dengan total luasan lahan seluas 10 hektare.
"Respon Petani ataupun anggota PERHIPTANI, sudah ada lebih dari 8 hektarean yang tersebar di Kabupaten Pali, jadi untuk populasinya saat ini kurang lebih sebanyak 70.000, kenapa begitu karena di masing-masing kebun terdapat jalan, pondok, sehingga dalam 1 hektare itu maksimalnya 8.000 rumpun, karena ini ada tumpang sari maka terjadinya 7.000 rumpun per hektarenya. Dengan ini kami juga mengajak para petani diKabupaten Pali supaya dapat membudidayakan Talas Beneng di lahan produktif lainnya." Jelasnya. (BLS/LNO)