- Tim Tvone/ Pujiansyah
Permintaan Kue Tutun Khas Imlek di Bandar Lampung Meningkat 100 Persen
Bandar Lampung, Lampung - Perayaan tahun baru Imlek identik dengan kue keranjang atau biasa disebut kue tutun. Kudapan manis dari bahan gula dan tepung ketan ini bermakna "kue pemersatu”, mengalami peningkatan permintaan sejak sepekan terakhir.
Hasan Kurniawan (50), salah satu pengusaha kue tutun di Bandar Lampung, mengaku sejak satu pekan terakhir mulai sibuk dengan aktivitas memproduksi kue tutun. Pada tahun ini, perusahaan Kue Keranjang Subur Jaya di Jalan Arjuna Nomor 14, Sawah Brebes, Kecamatan Tanjung Karang Timur, mengalami peningkatan hingga 100 persen.
"Dalam sehari mampu memproduksi sekitar 800 buah kue tutun. Jumlah produksi kue tutun ini meningkat sekitar dua kali lipat atau 100 persen dari tahun sebelumnya yang hanya memproduksi sekitar 400 buah kue tutun per hari," kata Hasan Kurniawan, Sabtu (20/1/2023).
Menurutnya, permintaan kue tutun di 2023 mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Hal tersebut diduga akibat dampak pencabutan PPKM Covid-19, sehingga banyak yang saling memberi kue tutun sebagai parcel.
Setiap tahunnya, Ku Khi San atau Hasan Kurniawan, mempekerjakan belasan warga setempat untuk membantunya memproduksi kue tradisional berbahan ketan yang menjadi sajian khas perayaan tahun baru Imlek.
Sebagian besar kue tutun hasil produksi Hasan Kurniawan ini sudah dipesan oleh pelanggan. Selain dijual secara grosir, ia juga menyediakan kue tutun tersebut untuk dijual secara eceran. "Permintaan kue tutun hampir semua daerah di Provinsi Lampung, namun paling banyak dari Kota Bandar Lampung. Saya menjual kue tutun sebesar Rp26 ribu per kilogram," papar Hasan Kurniawan.
Hasan Kurniawan menjelaskan, membuat kue tutun harus hati-hati karena kalau sudah gagal langsung dibuang dan tidak dapat digunakan lagi. Kue tutun merupakan kue yang bersih bahkan orang-orang yang membuatnya pun tidak boleh dalam keadaan kotor agar tidak mempengaruhi kualitasnya. "Kepercayaan ini sudah diwariskan secara turun-temurun," jelasnya.
Hasan kurniawan telah menekuni pembuatan kue tutun sejak tahun 1978 dan produksi kue tutun ini merupakan warisan secara turun-temurun dari keluarganya. Kue tutun sama dengan halnya ketupat bagi umat muslim saat merayakan lebaran.
"Bentuk dan teksturnya yang lengket, kue tutun melambangkan keakraban dan pemersatu eratnya tali persaudaraan," ungkapnya.
Hasan Kurniawan mengatakan, kue tutun merupakan penganan khas masyarakat Tionghoa yang wajib ada saat tahun baru Imlek. Di Lampung, produksi kue tutun hanya dilakukan saat ada perayaan Imlek saja sebab jika hari biasa peminatnya hanya sekitar 10 persen.
Hasan pun menjelaskan secara singkat cara membuat kue tutun. Menurutnya, pembuatan kue tutun sebenarnya relatif mudah. Dengan perbandingan tepung ketan dan gula 1:1 serta sejumput garam dan vanili agar kue tutun lebih wangi. Setelah tercampur rata, adonan diletakan ke dalam cetakan yang sebelumnya telah dilapisi plastik. Hal itu dilakukan agar kue tutun tidak lengket ketika matang dan bisa langsung dikemas dengan plastik.
Kemudian, kue tutun dapat dikukus selama 8-10 jam. Barulah setelah matang kue bisa didinginkan dan didistribusikan. "Kue tutun dapat bertahan selama satu tahun lebih jika disimpan dalam kulkas. Jika tidak disimpan dalam kulkas, kue dengan rasa manis dan legit ini bisa bertahan enam bulan. Pembuatan kue tutun sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet kimia," pungkasnya. (puj/wna)