- Tim tvOne - Nuryanto
Pasca Kebakaran, Bank BTPN Jogja Pastikan Data dan Jaminan Nasabah Aman
Yogyakarta, DIY - Pasca kebakaran yang melanda Bank BTPN Yogyakarta Minggu (20/2/2023) sore kemarin, pihak bank BTPN memastikan jaminan nasabah dan uang yang berada di bank itu berada di tempat yang aman dan terhindar dari kobaran api.
Untuk sementara waktu pelayanan kepada nasabah dipindahkan ke kantor cabang pembantu di Jalan Gedongkuning, Kotagede.
"Yang terdampak kebakaran itu hanya furniture berupa kursi meja dan komputer. Kalau untuk uang, data nasabah dan jaminan utuh 100 persen dan sudah bisa diselamatkan," kata Area Manajer Bank BTPN Jateng DIY Riesma Christian, Selasa (21/2/2023).
Riesma menjelaskan, pihaknya sudah menetapkan standar operasional prosedur (SOP) terhadap penyimpanan jaminan nasabah, uang dan juga data-data penting. Seluruhnya disimpan di lemari tahan api atau lata sehingga dipastikan aman saat kebakaran menghancurkan seluruh gedung perkantoran itu.
"Sama sekali tidak terdampak. Yang paling penting itu kan jaminan nasabah, itu 1000 persen aman, karena saya langsung yang meninjau dan buka tempat penyimpanan dan benar-benar utuh," katanya.
Lokasi penyimpanan lemari tahan api itu pun diletakkan khusus di ruangan tertentu. Secara berkala, klaim dia kekuatan dan daya tahan lemari itu juga diaudit oleh tim tertentu guna melihat sejauh mana keamanan dan manajemen perbankan terhadap risiko kebakaran.
"Jaminan itu ada sertifikat hak milik, BPKB, surat keterangan pensiun nasabah dan dokumen surat berharga lainnya. Jadi, kita sudah ada SOP untuk penyimpanan uang cash dan surat berharga, harus di strong room dan itu diaudit secara berkala dan diuji kekuatan dan posisinya," kata dia.
Pihaknya juga meralat besaran kerugian yang ditimbulkan dari insiden kebakaran itu. Riesma menyebutkan berdasarkan perhitungan kasar, total kerugian mencapai angka Rp 4,5 miliar sampai Rp 5 miliar.
"Saya kira tidak sampai Rp 25 miliar. Itu kan luas bangunan 600 m², kalau direnovasi Rp 5 juta per meter kali 600 meter kan Rp 3 miliar. Dan kita hitung furniture harganya Rp 1 miliar sampai Rp 1,5 miliar, paling kerugian Rp 4,5 sampai Rp 5 miliar," pungkas Riesma. (Nur/Dan)