- Tim tvOne/Andri Prasetyo
Festival Van Der Wijck di Yogyakarta Ramaikan Libur Panjang Perayaan Waisak
Sleman, tvOnenews.com - Festival Van Der Wijck akan kembali digelar untuk kedua kalinya. Tahun ini, festival ini akan diselenggarakan di kanal Van Der Wijck, Tangisan, Banyurejo, Tempel, Sleman, Yogyakarta.
Festival yang menggabungkan antara potensi kanal, pertanian, dan sosial budaya tradisional ini akan digelar bertepatan dengan libur panjang Hari Raya Waisak dan cuti bersama, 2-3 Juni 2023.
Sekretaris Dinas Pariwisata Sleman Eka Priastana Putra mengatakan, tema yang diambil pada tahun ini adalah 'Rice for All' dengan mengusung konsep 'Health, Wellness, and Green Festival'.
"Ini sebagai wujud apresiasi atas Kanal Van Der Wijck yang mendukung keberlangsungan pertanian dan sebagai upaya menghargai beras yang menjadi makanan pokok sehari-hari masyarakat setempat khususnya dan kita semua pada umumnya," kata dia, Rabu (31/5/2023).
Pada tahun ini, Festival Van Der Wijck dinobatkan menjadi salah satu dari 110 event terbaik oleh Karisma Event Nusantara (KEN) 2023 milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf).
Beberapa acara yang akan tersaji pada festival tersebut antara lain, upacara Wiwitan, pasar apung bambu, parade budaya, Van Der Wijck Heritage Green Walk, dan larung lampion. Kemudian ada juga lomba membuat sambal cobek untuk laki-laki, lomba orang-orangan sawah, lomba fotografi handphone, talkshow tentang beras, dan workshop membuat minuman tradisional beras kencur dan cap batik kertas limbah.
"Diharapkan dengan program kegiatan ini, Festival Van Der Wijck dapat menjadi ruang edukasi, inspirasi dan kreativitas masyarakat, serta menjadikan Kanal Van Der Wijck sebagai destinasi wisata baru di Sleman barat yang berbasis creative heritage," ujarnya.
Humas Festival Van Der Wijck, Salima Canthika Putri menambahkan, konsep yang diusung dalam festival ini adalah 'Health, Wellness, and Green Festival'. Tujuannya untuk memberikan edukasi tentang menjaga kesehatan dan kebugaran, serta menjadi salah satu contoh festival yang peduli terhadap lingkungan.
Salah satu wujudnya adalah dengan mengurangi keberadaan plastik atau less plastic waste dalam penyelenggaraan program kegiatannya. Nantinya seluruh makanan yang disajikan tidak akan menggunakan plastik.
"Tapi menggunakan daun pisang dan daun jati, tidak ada kertas dan plastik. Ini sekaligus mengkampanyekan bagaimana mengkonsep festival dengan mengurangi plastik," ujarnya.
Penyelenggara acara, Dahlia Puspasari berharap event ini dapat bermanfaat untuk masyarakat di sekitar Kanal Van Der Wijck.
"Terutama pada perkembangan pariwisata di wilayah Sleman bagian barat," harapnya.
Festival Van Der Wijck diambil dari nama selokan atau kanal Van Der Wijck yang dibangun pada masa Sri Sultan HB VII sekitar tahun 1909. Selokan sepanjang 17 km itu sejak 11 November 2008 telah resmi menjadi bangunan cagar budaya.
Kanal Van Der Wijck merupakan bagian dari Selokan Mataram, yang berfungsi mengairi area persawahan di sekitar Kapanewon Tempel, Minggir, dan Moyudan. Selokan ini dulunya dibangun menjadi saluran irigasi lahan tebu untuk menyuplai pabrik gula di Yogyakarta pada masa penjajahan Belanda. (Apo/mii)