- tvOnenews - Nuryanto
Sosok Nabila Abdat, Penerus Yayasan An Nur Peninggalan Syaikh Saleh Ubayd Abdat Pendiri Al Irsyad dari Al Ghurfah Yaman
"Alhamdulillah saya diamanatkan untuk membina sebagai ketua yayasan di Yayasan An Nur ada Masjid An Nur dan SMP An Nur (untuk menengah kebawah dan yatim piatu)," terang Nabila Abdat.
Bagi Nabila Abdat, apa yang diwariskan para leluhurnya bukan serta merta tanpa keteguhan dan perjuangan untuk bisa menjaganya. Di tengah kesibukannya ssbagai influencer, ia juga memikili keluarga dan anak-anak. Namun, ia ingin mencurahkan energinya saat ini demi mengemban amanah meneruskan pendidikan SMP An Nur Abdat menjadi lebih berkembang di masa depan.
Dikutip dari batarfie.com, diantara tokoh yang memiliki pengaruh dan andil besar dalam kebangkitan kaum hadrami di tanah al-mahjar, atau nahdhoh hadromiyyah, khususnya di Indonesia dengan melahirkan banyak gerakan dan perkumpulan, seperti diantaranya lahirnya Jumiyyah Al-Irsyad Al-Islamiyyah yang lahir pada 6 September 1914 di Batavia (Jakarta), beliau adalah Syaikh Saleh bin Ubayd Abdat.
Dalam kepengurusan pertamanya setelah mendapatkan pengakuan hukum dari pemerintah Hindia Belanda, berdasarkan besluit dari Gouverneur-Generaal Alexander Willem Frederik Idenburg di Batavia pada 31 Agustus 1915, Syaikh Saleh bin Ubayd Abdat langsung ditunjuk dan diangkat sebagai Penasehat Hoofdbestuur (Pengurus Besar) Al-Irsyad. Penunjukannya itu menunjukan pengaruh dan peranan beliau sebagai salah satu orang terpandang dan terkemuka di kota Batavia.
Bersama koleganya Syaikh Umar Yusuf Manggusy, saudagar Arab kaya raya dan tokoh utama dibalik lahirnya Al-Irsyad Al-Islamiyyah yang menjadi Kapten Arab di Batavia kala itu, bersama-sama para pemuka hadharim lainnya yang juga besar pengaruhnya, Syaikh Saleh bin Ubayd Abdat teramat mendalami dan menyerap dengan benar akan pentingnya misi serta visi yang ditawarkan oleh Syaikh Ahmad Surkati (pendiri Al-Irsyad), agar umat Islam yang kala itu berada di bawah pengaruh kolonialisme, dapat segera bangkit dan berjuang dalam memperoleh persamaan derajat serta keadilan.
Sebagai seorang pengusaha properti yang sukses, Syaikh Saleh Ubayd Abdat terkenal memiliki banyak lahan luas dan gedung-gedung penting yang tersebar dilokasi-lokasi strategis dalam pusat kota Batavia. Salah satunya adalah Hotel Des Galeries di Molenvliet, hotel terbesar kedua setelah Des Indes yang berada persis di seberangnya. Konon ia sengaja mendirikan Hotel itu lantaran dirinya ditolak masuk Des Indes yang memang hanya diperuntukan khusus bagi orang-orang Belanda, terutama dari kalangan bule papan atas.
Jejak kejayaan Daulah Al-Abdat masih dapat dijumpai jejaknya hingga kini pada uang coin perak Gurfah di dunia numismatik internasional dengan bandrol yang lumayan berharga tinggi. Jejak kejayaan usaha Syaikh Saleh bin Ubayd Abdat di Batavia, hingga hari ini pun masih dapat disaksikan terutama kemegahan bekas hotel Des Galeries yang sekarang lokasinya berada dipersimpangan Harmoni di Jalan Hayam Wuruk Jakarta.