- Tim tvOne - Lucas Didit
Tradisi Brandu Jadi Pemicu Penyebaran Antraks di Gunungkidul
Gunungkidul, tvOnenews.com - Tradisi brandu diduga menjadi penyebab penularan antraks yang terjadi di Gunungkidul, Yogyakarta. Tradisi brandu di Gunungkidul merupakan kebiasaan warga lokal sebagai wujud solidaritas dengan menyembelih sapi yang sakit atau mati.
Daging dari hewan yang disembelih tersebut, kemudian dibagi-bagikan atau dijual murah, untuk meringankan beban pemilik yang ternaknya mati.
Kabid Kesehatan Hewan DPKH Gunungkidul, Retno Widyastuti mengatakan, tradisi brandu sebenarnya adalah tradisi yang bertujuan baik.
“Pemilik ternak kan sebenarnya tidak ingin rugi saat hewan ternaknya mati. Akhirnya ia merelakan hewannya disembelih saat sekarat lalu menjual dagingnya dengan harga murah,” kata Retno, Kamis (13/7/2023).
Brandu, menurut Retno, merupakan tradisi lokal di Gunungkidul, dan brandu itu macam-macam, tergantung penyebabnya. Bahkan terkadang ternak yang mengalami keracunan dan dalam kondisi sekarat atau bahkan sudah mati akan disembelih.
Dijelaskan, untuk kasus di Dusun Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu lalu, ternak diketahui sudah mati terlebih dulu sebelum akhirnya disembelih dan dibagikan.
"Jangka waktu sapi mati dengan penyembelihan hanya dalam hitungan jam. Saya dapat informasi dari warga seperti itu. Jadi saat disembelih kondisi sapi sudah mati duluan. Katanya satu paket dijual Rp. 45 ribu, dan uangnya dikasihkan ke pemilik yang ternaknya dibrandu," jelasnya.