- tvOnenews - Nuryanto
Mengenal Sosok Khusniyati, Ketua Umum DPP PMPI dari Batang Jawa Tengah
tvOnenews.com - Khusniyati merupakan Ketua Umum Pertama di Persatuan Mahasiswa Pencinta Tanah Air Indonesia (PMPI). Melalui jabatannya itu, ia bisa melalang buana ke berbagai kampus di Indonesia. Mahasiswi asal Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang tersebut mengaku kegiatan sebagai Ketua DPP PMPI sangat menantang. Ia harus safari wilayah untuk bertemu dan mendengar curhatan kawan-kawan dari berbagai lintas iman dan suku.
Salah seorang insan berprestasi dari Kabupaten Batang ialah perempuan manis yang yang Bernama Khusniyati (23). Perempuan yang akrab disapa Khusni itu merupakan aktivis perempuan yang baru menamatkan Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.
Namanya sering menghisasi surat kabar serta televisi, tentunya ia juga sering mengisi seminar-seminar diberbagai daerah. PMPI sendiri merupakan orgnisasi mahasiwa yang berembrio dari PETANESIA (Pencinta Tanah Air Indonesia) yang lebih dulu terbentuk sejak 2005. Habib Luthfi Bin Yahya adalah ulama kharismatik asal Pekalongan.
Habib Luthfi mendirikan Petanesia karena melunturnya nasionalisme. PETANESIA didirikan untuk membangkitkan pecinta Merah Putih serta untuk membantu ekonomi hingga Pendidikan dengan anggota dari Sabang sampai Merauke.
“Membumikan keberagaram yang ada di Pancasila, mulai dari sila pertama sampai sila kelima harus benar – benar kita hayati dan makanai secara saksama. Apalagi Era seperti ini, arus Teknologi sangat kencang dengan berbagai dinamika yang ada. Tapi, bagaimana ketimpangan–ketimpangan yang hadir di daerah harus diselesaikan secara saksama. Ketimpangan seperti ini harus kita urai dan kita selesaikan bersama. Karena PMPI hadir sebagai Rumah Kebinekaan, dan ketika ada ketimpangan yang muncul, secepatnya kita selasaikan, sebab kalau bukan kita siapa lagi,” pungkasnya.
Di akhir, dirinya berharap bahwa PMPI mampu menjadi garda terdepan untuk menangkal radikalisme di lingkup perguruan tinggi. Khusniyati yakin bahwa semangat Kebhinekaan mampu membawa mahasiswa tidak mudah terhasut isu-isu perpecahan. (nur/chm)