- Tim tvOne - Santosa Suparman
Keraton Yogyakarta Gelar Tradisi Nguras Enceh di Makam Raja Imogiri, Ribuan Warga Berebut Air
Prosesi Nguras Enceh dimulai sejak pagi hari sekitar pukul 08.00 dengan kenduri bersama, yang dipimpin oleh sesepuh juru kunci Puralaya Imogiri. Usai kenduri dan selamatan dilanjutkan penyucian 4 enceh atai Genthong secara bersama. Kemudian dilanjutkan dengan pengisian enceh.
Luberan air dari enceh menjadi rebutan ribuan warga yang sudah menunggu sejak pagi hari. Para pengunjung yang dipercaya meyakini air dari pemyucian enceh atau genthong peninggalan Raja Sultan Agung yang dulu digunakan untuk wudlu tersebut membawa berkah.
Bahkan sebagian pengunjung menggunakan air luberan dari genthong tersebut untuk cuci muka dan sebagian dimasukkan ke botol plastik untuk dibawa pulang.
" Air dari nguras enceh saya gunakan untuk cuci muka. Rasanya jadu adem dan ayem lain jika dibandingkan dengan air biasa. Rasanya mak nyes," ungkap Suminah Warga Sidomulyo Bantul Yogyakarta.
Suminah mengaku baru pertama kali ini mengikuti ritual Nguras Enceh yang digelar kertaon Yogyakarta. Selama ini dirinya hanya mendengar cerita mengenai upacara nguras enceh.
" Ini saya diantar anak saya untuk mengikuti upacara nguras enceh. Ternyata yang datang banyak sekali sampai berjubel, desak - desakan. Beruntung saya bisa ambil air dan langsung saya gunakan untuk membasuh muka," ujarnya.
Sementara itu, salah satu pengunjung yang masih remaja, Oki (19) warga Bantul megaku baru pertama kali ini melihat tradisi nguras enceh di komplek makam raja -raja di Imogiri. Sebab selama ini dirinya hanya mendengar tradisi nguras enceh dan baru kali ini melihar langsung.