- Tim tvOne - Andri Prasetiyo
Lereng Gunung Merapi Dinilai Cocok untuk Kembangkan Agrotourism Bernilai Ekspor
Sleman, tvOnenews.com - Produk pertanian Indonesia memiliki kekhasan dan juga potensi yang bagus untuk pasar Internasional. Salah satunya adalah padi atau beras organik.
Project Management Unit UPLAND Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Farakka Sari mengatakan, saat ini beras organik memiliki pasar yang cukup besar peminatnya.
"Kenapa? Karena memang pasarnya terbuka luas karena sekarang konsumen banyak memilih produk yang sehat, higienis," kata Farakka Sari saat memberikan pelatihan kepada perwakilan petani dari seluruh Indonesia di Grand Mercure Hotel, Kamis (10/8/2023).
Dijelaskan dia, menanam padi organik juga bukan perkara sulit. Bahkan, sangat cocok untuk dikembangkan di kawasan dataran tinggi seperti lereng Gunung Merapi.
Dengan udara yang sejuk, kawasan lereng Merapi yang meliputi empat kabupaten, Sleman, Magelang, Klaten, dan Boyolali, juga cocok untuk pengembangan Agrotourism atau wisata berbasis pertanian.
Hal ini sudah dilakukan di kawasan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Di sana, ribuan hektare lahan persawahan sudah ditanami padi organik.
Farakka mencontohkan, satu kelompok tani di Sawangan, Magelang, bisa menghasilkan hingga 8 ribu ton beras organik. Namun jumlah itu masih kurang karena banyaknya permintaan dari konsumen.
Potensi pangsa pasar beras organik menurut Farakka juga tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga internasional. Untuk nasional, biasanya datang dari kota-kota besar.
"Kalau luar negeri dari Eropa, Amerika, Timur Tengah. Cuma kalau Eropa dan Amerika mereka punya standar yang lebih tinggi, kalau mau menjual ke sana kita harus apply sertifikasi organik dengan standar mereka," ungkapnya.
Farakka menambahkan, pihaknya mengajak para petani untuk membangun kemandirian melalui korporasi. Sebab korporasi sangat penting agar petani memiliki usaha yang kuat dan bisa membiayai diri mereka sendiri, sehingga bisa sebagai pondasi untuk menjadi pengekspor produk pertanian.
"Dengan pelatihan manajemen ekspor ini diharapkan menjadi pondasi bagi kelembagaan petani yang tergabung dalam korporasi petani untuk bisa memulai menyiapkan kelembagaannya menjadi pengekspor produk dari petani anggotanya," pungkasnya. (apo/buz).