- Tim tvOne - Nuryanto
Puluhan Anak Membatik Massal Taruntum di Jalan Malioboro Sebagai Bagian Sumbu Filosofi Yogyakarta
Yogyakarta, tvOnenews.com - Puluhan anak-anak hingga wisatawan turut mengikuti event membatik massal Taruntuming Batik yang digelar di kawasan Malioboro Kota Yogyakarta.
Kawasan jalan Malioboro yang merupakan salah satu kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta kembali dipadati wisatawan pada akhir pekan, terlebih kawasan ini pada Sabtu (21/10) menyajikan beragam even budaya, diantaranya Sabtu Kliwon.
Salah satu event yang banyak mendapat perhatian wisatawan yakni Membatik Massal bertema Taruntuming Batik atau berseminya batik. Salah satu wisatawan, Nella asal Surabaya mengaku senang bisa ikut membatik cap di kawasan Malioboro tepatnya di pelataran Hamzah Batik.
"Ya saya lagi jalan-jalan di Malioboro, tahunya disini ada even membatik, iya saya baru pertama kali membatik. Tadi saya ikut yang membatik cap," jelas Nela.
Aktivitas budaya Membatik Massal juga diikuti berbagai komunitas pelestari batik, seniman kontemporer hingga anak anak sekolah SD yang terletak di sekitar kawasan Jalan Malioboro. Salah satunya Faiza, siswa kelas 6 SD Negeri Ngupasan yang bersama teman-temanya ikut membatik tulis secara massal sepanjang 12 meter.
"Iya, saya dari SD Ngupasan kelas enam, saya membatik tulis menggunakan canting. Senang sekali, ini lagi pertama kali ikut membatik," jelasnya.
Pihak panitia mengaku menggelar ebent batik massal sekaligus mengedukasi wisatawan hingga anak anak dengan beragam motif batik dan teknik membatik. Mukai batik jumputan, ecoprint, batik cap, batik kontempores hingga membatik tulis massal sepanjang 12 meter.
"Aksi membatik massal kita melibatkan anak anak sekolah dasar di sekitar kawasan Sumbu Filosofi agar lebih mengenalkan budaya batik, serta agar sejak dini mencintai budaya bangsa sendiri," ujar Bagus D Setyawan, yang juga pelaku usaha dan Direktur Hamzah Batik Malioboro.
Bagus juga menjelaskan atraksi membatik massal di kawasan pedestrian Malioboro dengan tujuan memperkuat budaya sebagai bagian Sumbu Filosofi Yogyakarta yang baru-baru ini ditetapkan ssbagai Warisan Dunia Unesco.
"Ya kita nyengkuyung atau turut serta melestarikan budaya lokal batik yang juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia. Terlebih kawasan Jalan Malioboro menjadi bagian sumbu filosofi Yogyakarfa yang harus kita jaga bersama, salah satunya memberikan wisata edukasi berbasis budaya," ujar Bagus.
Dengan adanya Penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta diharapkan bagi generasi muda lebih mencintai budaya lokal bangsa sendiri, agar bisa mengenalkan kepada dunia bahwa budaya lokal masih tetap dilestarikan dan terjaga. (nur/buz).