Pelayat Hadiri Upacara Pemakaman Maestro Kuliner Yogyakarta, Jadah Tempe Mbah Carik, Rabu (12/1/2022).
Sumber :
  • Tim tvOne - Andri Prasetyo

Kabar Duka, Mbah Carik Legenda Kuliner Jadah Tempe Yogyakarta Tutup Usia

Rabu, 12 Januari 2022 - 14:14 WIB

Sleman, DIY - Kabar duka datang dari dunia kuliner Yogyakarta. Mbah Carik, sang maestro kuliner Jadah Tempe yang melegenda di lereng Gunung Merapi, meninggal dunia dalam usia 92 tahun.

Wanita bernama asli Sudimah Wiro Sartono ini tutup usia pada Selasa (11/1/2022) petang kemarin karena sakit tua. Sebelum dimakamkan, jenazah Mbah Carik sempat disemayamkan di rumah duka kawasan wisata Kaliurang, Hargobinangun, Pakem, Sleman.

Pantauan di rumah duka, ratusan pelayat nampak hadir memberikan penghormatan yang terakhir untuk almarhumah. Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dan kerabat Keraton Yogyakarta GBPH Yudhaningrat juga datang melayat.

"Ibu sudah satu setengah tahun ini memang sakit, sakit tua ya," kata anak ketiga Mbah Carik, Bejo Wiryanto ditemui di rumah duka, Rabu (12/1/2022).

Dijelaskan Bejo, almarhumah Mbah Carik tidak memiliki riwayat penyakit apapun semasa hidupnya. Pola makan yang terjaga disebut menjadi faktor Mbah Carik tidak berpenyakit hingga usia 92 tahun.

"Gak ada (penyakit), ibu itu ya cuma sepuh saja, makan juga normal, ibu itu sudah bertahun-tahun dhahare (makannya) itu cuma dengan nasi putih, bubur, sayur yang tidak pakai santan, sama tahu rebus tempe rebus itu aja, yang membuat ibu panjang umur itu sebetulnya," ungkapnya.

Sebelum meninggal, lanjut Bejo, Mbah Carik berpesan kepada anak cucunya untuk menjaga usaha kuliner Jadah Tempe ini sampai kapanpun. Merek Jadah Tempe Mbah Carik juga tidak boleh dikerjasamakan dengan orang lain di luar keluarga.

Meski demikian, Mbah Carik meminta penerusnya untuk tidak pelit ilmu dan mengajari orang lain agar bisa membuat serta berjualan Jadah Tempe. Tujuannya pun sangat mulia, yakni agar masyarakat bisa mendapatkan rezeki dari berjualan makanan yang terbuat dari beras ketan dan tempe bacem tersebut.

"Jadi pesan simbah itu Jadah Tempe ini tidak bisa dikerjasamakan dengan orang lain, ini harus kalangan keluarga sendiri, tetapi amanah simbah ke ibu saya ning kowe duwe kewajiban kudu ngajari wong-wong men do iso dodol jadah tempe men do iso duwe rezeki seko dodol jadah tempe (tapi kamu punya kewajiban untuk mengajari orang-orang agar bisa berjualan Jadah Tempe supaya mereka bisa mempunyai rezeki dari berjualan Jadah Tempe)," terang Bejo.

Sebelum meninggal, kata Bejo, Mbah Carik sudah memberikan ilmunya kepada 67 pedagang Jadah Tempe yang ada di Kaliurang. Mbah Carik juga sudah membuka warung di 8 lokasi berbeda yang semuanya hanya ada di Yogyakarta.

"Harapan ibu saya nanti tidak hanya 67 tapi nanti bisa lebih banyak lagi orang yang bisa jualan Jadah Tempe tidak hanya di Kaliurang ini," ujarnya.

Mbah Carik sendiri memiliki 9 orang anak, tetapi 5 diantaranya sudah meninggal. Sedangkan cucunya berjumlah 12 orang.

Ia dikebumikan di tempat pemakaman Eyang Sekar, dengan liang lahat berada persis di samping makam suaminya. (Andri Prasetiyo/Buz)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:19
01:21
02:27
01:08
01:11
11:12
Viral