- Tim tvOne - Andri Prasetiyo
Antisipasi Lonjakan Omicron, RS Covid-19 di Yogyakarta Siap Diaktifkan Kembali
Sleman, DIY - Jumlah kasus positif Covid-19 varian Omicron di Indonesia terus bertambah. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 15 Januari 2022 tercatat ada 748 orang yang terkonfirmasi Omicron.
Dari jumlah itu, 569 merupakan kasus dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), 151 kasus dari transmisi lokal, dan 24 lainnya masih diteliti sumber penularannya.Varian Omicron juga sudah terdeteksi menyebar di 9 wilayah Indonesia mulai dari Jakarta, Kota Depok, Bogor, Bandung, Tangerang Selatan, Surabaya, Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kabupaten Madiun.
Sebagai langkah antisipasi, Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM siap mengaktifkan kembali ruang isolasi dan layanan rumah sakit bagi pasien khusus Covid-19. RS khusus Covid-19 ini sebelumnya sudah menutup pelayanan sejak beberapa bulan terakhir seiring melandainya kasus positif Corona di Yogyakarta.
Kini dengan merebaknya Omicron, ruang isolasi di RSA UGM siap dibuka kembali. Terlebih RSA UGM sebelumnya sudah memiliki pengalaman sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY.
"Secara fasilitas sarana prasarana terdapat 245 bed dengan tekanan negatif yang bisa segera berubah fungsinya menjadi ruang rawat inap infeksi untuk reguler dan intensive care," kata Direktur Medik dan Pelayanan RSA UGM Ade Febrina, dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu (19/1/2022).
Dijelaskan Ade, rumah sakit Covid-19 ini letaknya terpisah dari gedung utama untuk pelayanan reguler di RSA UGM. Mulai dari bagian pendaftaran, kasir, apotek, poliklinik, rawat inap, hingga intensive care unit (ICU) sengaja dikhususkan untuk menangani pasien Covid-19.
RS Covid-19 di RSA UGM juga memiliki 467 bed dan laboratorium diagnostik untuk pemeriksaan antigen dan PCR yang beroperasi selama 24 jam. Semua tenaga kesehatan yang bertugas juga menggunakan alat pelindung diri (APD) level tiga sesuai standar yang ditetapkan oleh WHO.
"Karenanya RSA UGM siap menghadapi Covid-19 (varian Omicron) dengan aktivasi sistem tersebut," ujar Ade.
Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Khamidah Yuliati menyebut belum ada temuan kasus positif Omicron di Sleman. Namun, pihaknya sempat mencurigai dua pasien dengan CT value rendah lalu mengirim sampelnya ke laboratorium untuk diperiksa.
Satu sampel pasien berasal dari RS Panti Rini dan satu lagi dari RSUD Sleman. Dasar pemeriksaan kedua sampel tersebut karena memiliki CT value di bawah 25 dan punya riwayat perjalanan ke luar kota.
"Yang dari Panti Rini hasilnya kebetulan negatif (Omicron) dan pasiennya sudah sembuh. Sedangkan yang dari RSUD Sleman belum keluar hasilnya," ujarnya Selasa (18/1/2022).
Menurut Khamidah, cara paling efektif untuk mencegah Omicron adalah dengan vaksinasi dan protokol kesehatan (prokes) ketat.
"Vaksinasi sangat digalakkan dan tetap prokes. Prokes tidak boleh lepas meskipun vaksinasi sudah sampai booster (dosis ketiga)," tegasnya. (Andri Prasetiyo/dan)