Potong tumpeng saat puncak acara Gebyar Keistimewaan DIY, Sabtu (31/8/2024) malam..
Sumber :
  • Istimewa

Puncak Gebyar Keistimewaan DIY, Diawali Potong Tumpeng Hingga Penampilan Beragam Kesenian

Minggu, 1 September 2024 - 14:47 WIB

tvOnenews.com - Gebyar Keistimewaan sukses digelar dalam rangka memperingati 12 tahun Undang-Undang Keistimewaan (UUK) DIY.
Puncak acara yang diselenggarakan di Lapangan Minggiran, Kota Yogyakarta pada Sabtu (31/8/2024) malam sebagai kolaborasi yang solid antar Organisasi Perangkat Daerah.

Ke depan, kegiatan semacam ini dapat terus diadakan dengan semangat kolaborasi yang lebih luas dengan mengesampingkan ego sektoral demi kepentingan bersama.

Sinergi ini juga diharapkan dapat diterapkan pada program-program keistimewaan sehingga manfaatnya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam sambutan pidato Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang dibacakan Paniradya Pati Keistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho, sebagai wilayah dengan status istimewa, Yogyakarta memiliki tanggung-jawab yang besar untuk memastikan keistimewaan ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

"Lima tujuan utama yakni tata kelola pemerintahan yang baik, pelestarian budaya, pemanfaatan tanah kasultanan dan kadipaten, pengembangan pendidikan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan pilar-pilar yang menjadi fokus dalam menjalankan amanah ini," kata dia.

Selama 12 tahun, tentunya, banyak pencapaian yang telah diraih misalnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DIY yang terus meningkat dan pada 2023 mencapai angka 81,8 salah satu angka yang tertinggi di Indonesia. Ini bukan sekadar angka, tetapi cerminan kerja keras dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera dan berdaya saing. 

Di bidang pelestarian budaya, lanjut Aris, DIY menunjukkan komitmen yang kuat melalui berbagai program seperti festival budaya Yogjakarta dan revitalisasi situs-situs bersejarah. Program pendidikan berbasis budaya lokal juga terus dikembangkan sebagai pilar penting pelestarian budaya Bahkan, sertifikat warisan dunia dari UNESCO yakni sumbu filosofi Yogyakarta (The Cosmological Axist of Yogyakarta and It's Historical Landmarks) dapat diraih.

"Peningkatan kualitas dan tata kelola pemerintahan yang inklusif dan partisipatif perlu terus diupayakan merangkul semua elemen masyarakat untuk aktif terlibat dalam pembangunan daerah," ucap Aris.

Reformasi Kelurahan menjadi awal aktualisasi misi dan strategi pembangunan di DIY. Serta menjadi aktivator sosial dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, pembangunan yang inklusif dan pengembangan kebudayaan.

"Pemasaran tanah kesultanan dan kabupaten juga harus diarahkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan tetap menjaga keadilan sosial dan kelestarian lingkungan. Tanah ini bukan sekadar sumber daya ekonomi tetapi bagian dari identitas kita sebagai warga Yogyakarta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," imbuhnya. 

Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, aspek pemerataan harus diperhatikan. Setiap warga DIY dari kota hingga pelosok desa harus merasakan manfaat keistimewaan ini agar tidak ada yang tertinggal dalam arus kemajuan momentum peringatan 12 tahun UUK DIY. Ke depan, ia berharap semuanya terus menjaga semangat gotong-royong kebersamaan dan inovasi dalam setiap langkah yang diambil.

Dengan demikian, keistimewaan DIY akan terus terjaga, berkembang sebesar-besarnya bagi masyarakat Yogyakarta dan generasi yang akan datang.

Sementara itu, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Urusan Keistimewaan, Paniradya Keistimewaan DIY, Tri Agus Nugroho menyampaikan bahwa peringatan 12 UUK DIY menjadi momentum untuk introspeksi diri menyangkut apa saja yang sudah dijalani bersama untuk kesejahteraan masyarakat dalam mencapai lima tujuan Keistimewaan.

"12 Tahun UUK DIY telah cukup memberikan pondasi yang kuat untuk menuju tercapainya tujuan keistimewaan ke level yang lebih tinggi, yaitu mewujudkan kemuliaan dan kejayaan Keistimewaan DIY, sebagaimana dicita-citakan oleh para leluhur bumi Mataram," jelasnya.

Menurutnya dalam rangka merayakan momen penting ini, total sebanyak 487 kegiatan selama 30 hari penyelenggaraan yang tersebar di Kabupaten/Kota akan dilaksanakan dengan penuh semangat dan antusiasme oleh masyarakat, pemerintah, dan berbagai elemen sosial. Perayaan ini bukan hanya sebuah acara seremonial semata, melainkan sebuah perwujudan dari rasa bangga dan cinta terhadap budaya serta identitas lokal.

"Beragam kegiatan yang diadakan mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi DIY yang sudah turun-temurun," ujarnya.(chm)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:39
02:22
02:22
03:02
00:54
01:35
Viral