Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memeriksa kondis bus parisiwata yang alami kecelakaan, Senin (7/2/2022)..
Sumber :
  • Tim tvOne - Santosa Suparman

Selidiki Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Bantul, Ini Catatan dari KNKT

Selasa, 8 Februari 2022 - 10:12 WIB


Bantul, DIY - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan penyelidikan terkait musibah kecelakaan bus pariwisata di Bukit Bego, Imogiri Bantul, Yogyakarta yang menewaskan 13 orang penumpang, pada Minggu (6/2/2022).

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan di lapangan dan melihat langsung kondisi bangkai bus pariwisata yang mengalami kerusakan parah disisi kanan.

"Dengan deformasi yang seperti ini, ada beberapa penumpang yang terlempar keluar. Yang terlempar keluar ini mengalami fatalitas dan luka parah. Kami sedang mempelajari kenapa para penumpang ini bisa terlempar keluar, dengan struktur bus seperti ini," kata Soerjanto Tjahjono, saat meninjau kondisi bangkai bus pariwisata Gandos Abadi, di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Kelas II Bantul, Senin (7/2/2022).

"Toh kalau kecelakaan itu terjadi jangan sampai penumpang itu terlempar keluar," lanjutnya. 

Ditanya tim tvonenews.com tentang kelayakan bus pariwisata tersebut, Soerjanto mengatakan dari awalnya bus tersebut dibuat, tentunya sudah memenuhi syarat, tapi dalam perjalanannya bagaimana bus ini dirawat itu yang harus menjadi perhatian.

"Sebetulnya struktur bus ini terutama diperuntukkan jika terjadi benturan harus bisa menyelamatkan penumpang yang ada di dalam. Kenapa struktur yang ini kok tidak bisa menyelamatkan penumpang. Ini menjadi analisa kita dan akan menjadi rekomendasi," ungkapnya.

Sementara itu dari kondisi lokasi kecelakaan bus, KNKT menemukan fakta bahwa kondisi jalanan memang memiliki turunan yang cukup tajam dan panjang.

"Kami sudah mendapatkan data berapa persen kemiringannya dan sedang kami cocokkan dengan spesifikasi kendaraan ini apakah untuk turunan dan beratnya kendaraan apakah secara teknis aman atau tidak. Kita akan minta data-datanya, berapa energi pengereman dan beratnya kendaraan, berat kosong dan berat penumpang serta muatan yang dibawa sehingga bisa dikalkulasi aman atau tidak melewati jalur tersebut," beber Soerjanto.

Menurut Soerjanto, apabila data yang didapat sepesifikasi kendaraan tidak beresiko, pihaknya akan memberikan rekomendasi untuk bus yang besar harus disiapkan parkir khusus, kemudian ada bus shutle yang lebih kecil untuk membawa penumpang ke lokasi tujuan berikutnya.

Faktor lainnya yang menjadi perhatian KNKT adalan kondisi pengemudi bus. Menurut Soerjanto pihaknya akan memerikasa jadwal penugasan pengemudi bus dalam kurun waktu seminggu hingga sebulan terakhir.

"Kita juga akan melihat pengemudinya, apakah istirahatnya cukup. Kita akan minta data dan schedule penugasan pengemudi seminggu hingga sebulan sebelum kejadian, kapan liburnya, kapan hari kerjanya, berapa jam, akan kita pelajari," jelasnya.

Secara umum beberapa catatan yang diberikan KNKT adalah, dari kemiringan jalan, geometrik jalan, apakah bus aman atau tidak melalui jalur itu. Selain itu dibutuhkan pengemudi yang berkompeten untuk jalur tersebut. 

"Kita minta pengelola bus pariwisata kalau dia mendapat order untuk daerah yang ada tanjakan atau pegunungan, kita minta dia siapkan driver khsusus yang berkompeten. Mereka juga harus bisa mengklasifikasikan pengemudinya. Misalnya kelas C hanya bisa di dalam kota, kelas B bisa luar kota tapi kondisi jalanan datar-datar saja, kelas A pengemudi yang bisa naik turun gunung, seperti pilot di papua mereka punya klasifikasi daerah penerbangan" tutup Soerjanto. (Santosa Suparman/Buz).

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral