- Tim tvOne - Sri Cahyani Putri
Sri Sultan HB X Libatkan 7 Pemuda Lintas Iman Tanam Pohon di Lereng Gunung Merapi, Ini Filosofinya
Sleman, tvOnenews.com - Sejumlah bibit pohon sawo kecik, kepel dan pronojiwo ditanam di lereng Gunung Merapi, Hargobinangun, Kaliurang, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Penanaman dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DIY serta melibatkan tujuh organisasi pemuda lintas Iman mulai dari Gerakan Pemuda Ansor, Gerakan Pemuda Katolik, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah), Generasi Muda Khonghucu Indonesia (Gemaku), Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabudhi) dan Pemuda Muhammadiyah dalam acara bertajuk 'Air Untuk Masa Depan Peradaban'.
Kegiatan juga dihadiri Tenaga Profesional Bidang Ideologi Lemhanas RI, Putut Prabantoro.
Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Datu Dana Suyasa, GKR Mangkubumi menyampaikan bahwa penanaman bibit pohon ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam baik udara, air dan tanah demi keberlangsungan hidup ke depan.
"Di awal tahun ini, kita ingin kembali mengajak anak-anak muda untuk kembali merawat lingkungan di sekitarnya. Jagalah alam kita ini sebaik-baiknya demi keberlangsungan sampai 1.000 tahun lebih ke depannya," katanya di sela acara, Senin (20/1/2025).
Selain itu, tanam pohon yang diinisiasi oleh putranya yakni RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo berawal dari menyusutnya debit air di DI Yogyakarta sejak erupsi Gunung Merapi pada 2010 lalu. Pasca erupsi tersebut, banyak alur sungai yang tertutup imbas aktivitas penambangan pasir disana.
"Aktivitas penambangan di lereng Gunung Merapi sendiri kondisinya bisa dibilang rusak dan airnya juga berkurang. Nah, dengan penanaman (pohon) yang semakin banyak ini, harapannya menimbulkan kembali sumber-sumber air yang akan mengaliri sampai ke (wilayah) selatan," ucap putri Raja Keraton Yogyakarta tersebut.
Lebih lanjut, bibit pohon sawo kecik dipilih untuk ditanam karena memiliki filosofi 'sarwo becik' atau serba dalam kebaikan.
Selanjutnya, pohon kepel memiliki nilai filosofi adiluhung yang bermakna kesatuan dan keutuhan mental serta fisik karena ringan layaknya tangan yang terkepal. Adapun, pohon pronojiwo termasuk pohon langka yang bisa digunakan sebagai obat tradisional.
Di sisi lain, pihaknya juga sedang menata kawasan gumuk pasir di pesisir selatan DI Yogyakarta. Terlebih, keberadaan gumuk pasir di dunia hanya ada dua yaitu gumuk pasir di Perancis seluas lebih dari 8.000 hektar (ha) dan gumuk pasir di Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul seluas 400-an ha.
Kemudian pada 2020, berdasarkan keputusan Gubernur DIY, wilayah gumuk pasir ada seluas 114 ha namun kenyataannya sekarang hanya tersisa 17 ha. Serta, gumuk pasir barchan itu jarang muncul. Sekarang ini, pihaknya juga lagi mempelajari akibatnya.
"Ternyata dengan pasir yang berkurang di Merapi, bentukan barchan yang ada di Parangtritis itu juga akhirnya tidak bisa terwujud. Makanya kami ingin sekali bercita-cita dan punya harapan untuk Merapi itu kembali ke gunung. Jika Gunung Merapi itu penuh dengan pasir dan barchan di Parangtritis bisa terbentuk dengan baik," tuturnya.
Di lokasi yang sama, Ketua Umum GP Anshor, Addin Jauharudin mengatakan tanam pohon hari ini bisa menjadi pemantik bagi seluruh pemuda di seluruh daerah untuk mengembangkan pohon di tengah musim penghujan dan ketidakteraturan musim sebagai upaya terus menjaga alam.
"Apa yang jadi kegiatan hari ini menanam pohon bukan hanya pohon semata. Akar adalah kearifan lokal, pohon adalah kemanusiaan, dahan dan ranting adalah keberagaman, buah atau bunga adalah kebermanfaatan, kesejahteraan dan kejayaan bangsa dan negara," kata Addin.
Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menambahkan, gerakan tanam pohon di lereng Gunung Merapi dalam rangka membangun kesadaran bagi generasi muda untuk saling menjaga alam.
"Kalau saya ya mewakili regenerasi lah, untuk membangun kesadaran, cinta lingkungan, jangan merusak lagi. Saya kira kesadaran itu juga harus tumbuh bagi anak-anak," ucapnya. (scp/buz)