Pengendara melintasi Plengkung Gading Keraton Yogyakarta, Rabu (22/1/2025)..
Sumber :
  • Tim tvOne - Sri Cahyani Putri

Plengkung Gading Yogyakarta Ditata Ulang Akibat Deformasi

Kamis, 23 Januari 2025 - 21:27 WIB

Yogyakarta, tvOnenews.com - Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya mengalami deformasi berupa retakan dibagian lengkungannya, berdasarkan temuan Dinas Kebudayaan DIY pada 2018. Hal ini disebabkan oleh tekanan aktivitas dan lalu lintas.

Kondisi inilah yang mendasari perlunya penataan ulang Plengkung Gading diikuti pula dengan penataan ulang para pedagang yang ada di kawasan tersebut. 

Kepala DPUPESDM DIY, Anna Rina Herbranti membenarkan bahwa saat ini kondisi retaknya Plengkung Gading memang diakibatkan tekanan lalu lintas. Tekanan lalu lintas ini berakibat cukup fatal bagi Plengkung Gading. Kondisi ini memaksa untuk dilakukan penataan dan manajemen lalu lintas. 

“Soal plengkung Gading itu ranahnya di Dishub DIY. Itu kan cagar budaya dan ada di sumbu filosofi. Lalu lintas kalau ini jumlahnya padat dan melihat kondisi plengkung nya kan beberapa ada yang retak. Ini sudah lama sekali jadi harus dijaga, terutama dari lalu lintas yang lewat,” kata Ana dikutip dari Humas Pemda DIY, Kamis (23/1/2025).

Dengan demikian, harus ada uji coba terkait pengaturan lalu lintas di kawasan ini. Nantinya, akan dilakukan koordinasi dengan lurah dan kepolisian serta masyarakat. Setelah itu, baru akan uji coba dan kemudian ditutup.

“Meskipun ditutup, kan ada jalur alternatif sisi timurnya. Ini perlu dilakukan untuk mengamankan cagar budaya,” jelas Ana.

Diketahui, Dinas Perhubungan DIY telah melakukan telah manajemen dan rekayasa lalu lintas kawasan Njeron Beteng segmen Plengkung Gading.

Saat ini, Plengkung Gading yang termasuk bagian Kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta dihadapkan pada permasalahan kemacetan dan kurang terkendalinya pertumbuhan infrastruktur.

Sehingga diperlukan manajemen transportasi yang berkelanjutan dan tata ruang yang sesuai dengan kebutuhan mempertahankan Outstanding Universal Value (OUV) dan dapat meningkatkan ekonomi pelaku Micro, Small, Medium Enterprise (MSME) atau UMKM di Kawasan Cosmological Axis of Yogyakarta. 

Permasalahan Lalu Lintas yang ada di kawasan Sumbu Filosofi menunjukkan, pertumbuhan kendaraan pribadi sangat tinggi, mencapai 7 - 10 persen per tahun. Salah satunya, berpengaruh pada menurunnya kualitas udara di kawasan njeron beteng.

Karena itu, perlu adanya penanganan yang komprehensif pada kawasan Plengkung Gading. Diperlukan pengaturan rekayasa lalu lintas dengan mengurangi kepadatan lalu lintas pada titik ini.

Ada dua rencana uji coba yaitu Uji Coba Sistem Satu Arah (SSA) yaitu uji pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas dengan mengatur arus lalu lintas menjadi sistem satu arah dari utara ke selatan. Kedua, uji coba penutupan berupa uji pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas dengan cara menutup akses Plengkung Gading secara total. 

Langkah ini dilakukan dengan berbagai tahapan yang pertama yaitu survei dan analisis lalu lintas kondisi eksisting di kawasan njeron beteng yang sudah dilakukan oleh Dinas Perhubungan DIY dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta.

Setelahnya dilakukan uji coba untuk kemudian dievaluasi agar dapat diketahui bagaimana hasil dari uji coba tersebut apakah bisa diterapkan atau tidak.

Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, penataan Plengkung Gading yang diikuti oleh penataan pedagang ini dilakukan untuk menjamin keberlangsungan usaha mereka. 

“Akan ditata. Kan baru percobaan saja. Memungkinkan atau tidak,” ungkap Sri Sultan.

Selain itu, sebagai bagian dari Sumbu Filosofi, kawasan tersebut memang harus ditata ulang, dan dikembalikan marwah serta fungsinya.

Penataan ini merupakan bagian dari implementasi rekomendasi UNESCO setelah Sumbu Filosofi ditetapkan sebagai Warisan Dunia Tak Benda. Area Sumbu Filosofi membentang dari Tugu Pal Putih hingga Panggung Krapyak di selatan, berbatas Kali Winongo. 

“Ya semua kan ada rekomendasi-rekomendasi dari UNESCO yang harus diurus. Kawasannya dari Tugu sampai selatan sana. Kan ada rekomendasinya,” jelas Sri Sultan.

Mengenai kapan penutupan, dan bagaimana mekanismenya, Sri Sultan mengaku belum tahu. Akan ada uji coba terlebih dahulu sebelum wacana tersebut dijalankan. “Belum. Dicoba saja belum,” tutup Sri Sultan. (scp/buz)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:13
08:14
10:48
02:51
01:25
01:35
Viral