- Andri Prasetiyo
193 Warga Sleman Mengungsi Akibat Erupsi Awan Panas Gunung Merapi
Sleman, DIY - Sebanyak 193 warga Dusun Kalitengah Lor, Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY mengungsi akibat erupsi Gunung Merapi yang berlangsung sejak Rabu (9/3/2022) malam hingga Kamis (10/3/2022) pagi. Mereka mengungsi ke barak pengungsian di kantor kalurahan setempat.
Carik Kalurahan Glagaharjo Joko Purwanto mengatakan, warga yang mengungsi karena erupsi Gunung Merapi mayoritas berasal dari kelompok rentan.
"Terdiri dari lansia, balita, dan ibu hamil juga ada. Karena tadi sempat ada aliran mereka segera evakuasi mandiri tapi juga ada sebagian yang kita evakuasi lewat temen-temen relawan," ujarnya Kamis dinihari.
Dijelaskan Joko, para pengungsi ini hanya sebagian kecil dari warga Dusun Kalitengah Lor. Tidak semua warga mengungsi dan memilih bertahan di rumahnya masing-masing.
"Kalau di atas (Kalitengah Lor) masih banyak, ini yang di balai desa hanya sebagian kecil, tidak ada separuhnya. Mereka (yang tidak mengungsi) masih ada di rumah, tetap standby lihat situasi perkembangan," terangnya.
Joko sendiri belum bisa memastikan sampai kapan para pengungsi ini akan bertahan. Pihaknya masih akan melihat kondisi terakhir dari aktivitas Gunung Merapi.
"Kita lihat sampai pagi nanti kalau situasi mandali kemungkinan warga yang tadi turun akan kembali ke rumahnya masing-masing," ucap Joko.
Guna mengantisipasi bertahannya pengungsi, Joko mengaku sudah berkoordinasi dengan Tagana Dinas Sosial Kabupaten Sleman. Mereka sudah menyiapkan logistik untuk dapur umum yang siap didrop dari Dinsos.
"Dapur umum tadi sudah diset, (kondisinya) siap," tegasnya.
Selain itu, Joko juga sudah menyiapkan barak khusus yang dilengkapi penyekat jika pengungsi harus bertahan dalam waktu lama. Barak ini pernah dipakai pengungsi pada akhir tahun 2020 saat pandemi Covid-19 masih tinggi.
Setiap kamar pengungsi diberi sekat dari papan kayu guna mencegah penularan Covid-19. Lokasinya barak ini berada di belakang kantor kalurahan.
"Kalau memang kita harus mengungsi dalam waktu cukup lama kemungkinan kita akan menggunakan barak yang kemarin, mungkin penempatan juga seperti yang kemarin di belakang. Tetap disekat-sekat karena yang kemarin juga stoknya masih ada jadi kita pergunakan," pungkasnya. (Andri Prasetiyo/act).