Dimas Toti Putra, Mahasiswa Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) yang Dibakar oleh Tiga Orang Temannya.
Sumber :
  • kitabisa.com

Mahasiswa UTY Dibakar Gegara Knalpot, Keluarga Dimas Toti Putra Berharap Pelaku Segera Ditangkap 

Jumat, 22 April 2022 - 21:40 WIB

Yogyakarta, DIY - Jagat media sosial mendadak digemparkan dengan insiden mahasiswa UTY dibakar di Kota Yogyakarta. Korban bernama Dimas Toti, warga Mergangsan. 

Tragedi mahasiswa UTY dibakar terjadi sekitar satu bulan lalu, tepatnya 23 Maret 2022 silam. 

Ayah Dimas, Purwito mengungkapkan, kejadian itu bermula ketika anaknya terlibat permasalahan jual beli knalpot dan ikan. 

Pada malam kejadian, Dimas sedang berada di rumahnya bersama seorang rekannya. Kemudian tiga rekan lainnya (terduga pelaku) datang menyusul ke kediamannya itu. 

"Teman anak saya JI, AL dan ZI menyusul datang untuk main. Saat di tengah perbincangan, AL membahas tentang knalpot dan ikan. Lalu JA ikut meminta, menjual knalpot itu dengan harga sangat murah, dan meminta ikan harga tinggi yang saya jual, dengan cuma-cuma," katanya, Jumat (22/4/2022). 

Ia melanjutkan, untuk knalpot yg AL inginkan pun sudah diberikan dengan harga yang dia minta. Tapi untuk ikan yang dia mau itu telah dibeli oleh orang lain, sehingga disarankan untuk memilih ikan yang lain. AL dan ZI menerima, serta memilih ikannya, sementara JA tak terima dan emosi. 

Ketika situasi berangsur tenang dan anaknya itu sedang berbicara dengan orang lainnya yang datang, JA malah nekat menyiramkan bensin yang sudah dia siapakan dan menyalakan api ke arah tubuh korban, sehingga otomatis langsung terbakar. 

"Anak saya berusaha memadamkan api yang membakar tubuhnya. Tapi, JA, AL dan ZA melarikan diri. Sementara satu temannya yang lain dan datang terpisah, menolong dengan membukakan pintu, dan mengarahkannya ke kamar mandi. Itu kisah sesuai penuturan anak saya, gitu," terangnya. 

Saat dihubungi lewat sambungan telepon, Purwito tampak tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, dengan suara yang sangat berat, ia menyebut, luka bakar anaknya kini berangsur membaik, setelah satu bulan dirawat secara intensif di RSU Pusat Dr. Sardjito, Kabupaten Sleman. 

"Sekarang tinggal menunggu tangan kiri, leher, dan dada. Kalau yang kaki, tangan kanan, dan muka sudah kering. Kondisinya sadar, tapi di hari 1-13 kemarin benar-benar enggak bisa apa-apa, baru hari ke 14 mulai bisa makan, meski harus bubur itu," tuturnya. 

Hanya saja, ia pun tak memungkiri, pihaknya mengalami kesulitan soal pembiayaan. Bukan tanpa sebab, sejak awal dokter di rumah sakit pelat merah tersebut sudah mewanti-wanti, bahwa biaya perawatan Dimas Toti terbilang parah itu cukup besar, kisaran Rp 100-180 juta. 

"Saya minta bantuan Kita Bisa untuk dilakukan penggalangan dana, karena biayanya tidak sedikit dan tidak tercover BPJS, karena masuk kriminal," keluhnya. 

Purwito pun berharap, aparat kepolisian bisa secepatnya meringkus para pelaku yang sebenarnya merupakan teman dari anaknya sendiri. Dengan tegas, ia menyatakan enggan menempuh jalan damai untuk kejadian tragis itu. 

"Kalau damai enggak mau, intinya proses hukum. Kalau dia sudah membawa bensin dan masuk ke dalam kamar, itu kan berarti perbuatannya terencana," ungkap Purwito. (nur/act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:06
04:32
01:23
03:07
02:33
04:17
Viral