- Nuryanto
Pasca OTT KPK Terhadap Mantan Walikota Yogyakarta, Dodok Jogja Gelar Aksi Cukur Gundul
Yogyakarta - Pasca OTT KPK terhadap mantan walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti dan ASN Pemkot Yogyakarta, aktivis Dodok Jogja menggelar aksi cukur gundul.
Aksi cukur gundul ini dilakukan sebagai sibol dukungan kepada KPK yang telah memangkas korupsi di Pemkot Yogyakarta.
Aksi ini dilakukan usai mantan walikota Yogyakarta ditangkap terkait kasus suap izin proyek pembangunan apartemen Royal Kedaton di Kawasan Kemetiran Yogyakarta.
Dodok menyampaikan bahwa aksi ini dilakukan sebagai pengingat agar setiap pemimpin sejatinya memihak pada kesejahteraan rakyat bukan sebaliknya.
"OTT KPK terhadap sistem yang korup menjadi awal langkah pemberantasan korupsi di Yogyakarta. Dari Mantan Walikota, ada Kepala Dinas berarti korupsi sudah terstruktur, saya berharap penindakan dilakukan tidak berhenti disini," ungkapnya.
Dalam aksinya, rambut gondrong Dodok Jogja lalu diikat menggunakan tali rafia.
Rambut tersebut diikatkan ke papan tulisan Balai Kota Yogyakarta.
Atas dasar itu, kemudian satu persatu aktivis dan masyarakat anti korupso melakukan ritual memangkas rambut Dodok Jogja.
"Setiap pemimpin sejatinya memikirkan nasib rakyat, bukan memikirkan kepentingan pribadi maupun golongannya," ungkap Dodok.
Dari aksi ini, masyarakat berharap setiap pelaku korupsi yang merugikan negara dan bangsa ditindak tegas dan segera diproses sesuai aturan yang berlaku.
Aksi cukur rambut ini dapat menjadi gerakan moral yang kritis untuk bersama-sama memberantas korupsi di Indonesia.
Tak hanya itu, aksi Dodok Jogja juga dilakukan sebagai upaya agar kota Yogyakarta menjadi kota yang bersih dari praktek yang merusak lingkungan dan menolak pembangunan berdampak buruk.
Salah satu aksinya adalah aksi mandi pasir sebagai protes terkait maraknya pembangunan hotel yang dilakukan pada Agustus 2014 lalu.
Saat itu warga Kampung Miliran Kota Yogyajarta terimbas pembangunan sebuah hotel.
Pada Februari 2016, Dodok Jogja juga menggelar aksi ritual mandi kembang tujuh rupa di depan Kompleks Balaikota Yogyakarta.
Tak hanya itu, pada Januari 2019 ia menggelar aksi buang air ke papan nama Kantor Walikota Yogyakarta sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan yang tidak pro rakyat. (Nur) (ree)