- BPNB Yogyakarta
Kongres Perempuan Indonesia 1928 dan Dalem Jayadipuran Kediaman Raden Tumenggung Joyodipura
Pada masa perang kemerdekaan dalem Jayadipuran menjadi tempat persembunyian gerilyawan Indonesia. Dalem Jayadipuran yang kondisinya masih baik, saat ini menjadi kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta di Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta.
Rumah inilah yang menjadi saksi sejarah lahirnya kesadaran nasionalisme kaum perempuan Indonesia, dimana saat itu benih-benih nasionlaisme mulai tumbuh di setiap dada perempuan Indonesia.
Kongres Perempuan Indonesia Pertama diikuti sekitar 600 perempuan, dari 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Kongres Perempuan diprakarsai 7 organisasi perempuan yakni Wanita Tamansiswa, Wanita Utomo, Jong Islamieten Bond Dames Agdeeling, Jong Java, Wanita Katholik, Aisyiyah, dan Putri Indonesia.
Tujuan digelarnya Kongres Perempuan, untuk memperjuangkan hak-hak perempuan terutama bidang pendidikan dan pernikahan. Kongres Perempuan ini menjadi awal bersatunya perempuan di abad 19, yang berjuang melawan segala bentuk kolonialisme. Salah satu poin dari kongres Perempuan ini adalah mempersatukan cita cita dan usaha memajukan wanita Indonesia dan merumuskan tujuan bagi kemajuan perempuan serta untuk mendirikan Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI)
Dikutip dari berbagai sumber, sejumlah tokoh perempuan kemudian membentuk Panitia Kongres Perempuan yang diketuai oleh R.A. Soekonto dengan Nyi Hajar Dewantoro sebagai wakilnya & Soejatien (Ketua Poetri Indonesia Cabang Yogya) sebagai sekretaris.
Ketiga tokoh perempuan ini sebenarnya tidak asing dengan dunia pergerakan karena memiliki hubungan dengan tokoh pergerakan nasionalis Indonesia. R.A. Soekonto adalah kakak dari Ali Sastroamidjojo, dari namanya Nyi Hajar Dewantoro sudah jelas isteri dari Ki Hajar Dewantoro, sedangkan Soejatien (saat Kongres masih lajang) adalah murid Soekarno & Ki Hajar Dewantoro.