- Tim tvOne - Andri Prasetiyo
Belasan Ribu Nakes di Sleman Jadi Prioritas Penerima Vaksin Booster Kedua
Sleman, DIY - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai melakukan vaksinasi dosis keempat atau booster kedua untuk tenaga kesehatan. Hal ini sesuai surat edaran Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Nomor HK.01.02/C/3615/2022 tentang Vaksinasi Covid-19 Dosis Booster ke-2 bagi SDM Kesehatan.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyambut baik vaksinasi booster kedua yang diprioritaskan untuk tenaga kesehatan. Sebab mereka termasuk kelompok yang rentan terpapar Covid-19.
"Kami mendukung vaksin dosis keempat. Ini sebagai bentuk kesiapan bagi tenaga kesehatan jika ada gelombang susulan penambahan kasus Covid-19," kata Kustini di Kantor Kapanewon Mlati, Selasa (2/8/2022).
Bupati berharap adanya booster kedua bagi tenaga kesehatan dapat segera disusul dengan pemberian vaksin pada sasaran selanjutnya hingga masyarakat umum.
Menurut Kustini, kerja sama dan dukungan terhadap semua pihak sangat dibutuhkan dalam menekan jumlah kasus pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kami akan terus memastikan vaksinasi berjalan lancar dan menyeluruh. Untuk targetnya sudah ada sekitar 14.690 orang. Tinggal menunggu aturan teknis dan eksekusi," terang Kustini.
Kustini meminta kepada Dinas Kesehatan untuk memaksimalkan percepatan vaksinasi booster dosis pertama bagi masyarakat. Sebab hingga akhir Juli, vaksinasi booster pertama baru mencapai 351.303 sasaran atau sekitar 40,09 persen.
Sementara vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 101,5 persen atau 988.703 sasaran. Dan dosis kedua mencapai 914.744 sasaran atau 93,9 persen.
"Animonya memang turun, tapi saya sudah instruksikan ada langkah cepat seperti vaksin 1 dan 2 bisa mencapai 100 persen dengan metode jemput bola," ungkap Kustini.
Selain vaksin, lanjut Kustini, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan seiring meningkatnya jumlah kasus harian Covid-19 di Sleman.
"Tetap patuhi protokol kesehatan terutama pada aktifitas atau tempat-tempat ramai. Kita masih harus tetap waspada, karena kasusnya masih ada," pungkas Kustini. (Apo/Buz).