- Tim tvOne - Andri Prasetiyo
Sambangi UGM, KSAD Dudung Bicara Kriteria Kepemimpinan Strategis
Sleman, DIY - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman memberikan kuliah umum di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam acara tersebut, Dudung berbicara soal kriteria kepemimpinan strategis.
"Sering saya katakan bahwa pemimpin itu harus berani mengambil keputusan. Kalau keputusan itu benar berarti bagus, kalau salah masih bagus daripada tidak berani sama sekali, itulah pemimpin," kata Jenderal TNI Dudung Abdurachman di depan mahasiswa S2 dan S3 UGM dalam kuliah umum bertajuk Ketahanan Organisasi dalam Kepemimpinan Strategis dan Inovatif, Senin (24/10/2022).
Menurut Dudung, untuk menjadi pemimpin yang berhasil maka harus memiliki imajinasi, inovasi dan kreatifitas, visi dan misi, serta punya cita-cita dan harapan. Jika tidak memiliki itu semua, maka hanya akan menjadi pemimpin yang biasa-biasa saja.
"Ya datar-datar aja, tidak pernah ada perubahan-perubahan yang signifikan yang berdampak pada organisasi maupun anak buahnya," terangnya.
Pemimpin, lanjut Dudung, juga harus memiliki kebutuhan untuk menawarkan sesuatu yang berharga dan keberanian untuk menghadapi tantangan. Seperti mengambil suatu keputusan yang beresiko.
Keputusan yang memiliki resiko itu pernah dilakukan Dudung saat menjabat sebagai Pangdam Jaya. Saat itu ada organisasi yang merasa paling benar dan paling bertakwa di wilayah teritorialnya.
"Bagaimana organisasi yang merasa paling benar sendiri, paling sempurna sendiri, paling beriman sendiri, paling bertakwa sendiri, kemudian nyalahkan orang lain, ini sudah tidak boleh lagi ada di republik ini," tegas Dudung.
Dudung juga menyinggung soal dirinya yang tak pernah marah apabila ada anggota maupun staf yang melakukan kesalahan. Bahkan, ia mengaku tidak pernah murka dan menunjukkan kekuasaannya kepada bawahan.
"Justru apabila ada anak buah yang salah berarti ada sebagian kesalahan kita di dia. Sehingga kita bisa introspeksi. Nah itu tidak boleh kita merasa bahwa kita berkuasa dan sebagainya," ungkapnya.
Dudung melanjutkan, seorang pemimpin harus mampu membangun kapasitas dirinya dalam 6D. Yakni pemimpin itu harus dihormati, diidolakan, dikagumi, dicintai, diidam-idamkan, dan pemimpin yang diharapkan.
Dijelaskan Dudung, keberhasilan para pemimpin dalam menggerakkan roda organisasi melalui keputusan yang diambil tidak terlepas dari sikap anggota atau bawahannya terhadap keputusan tersebut.
"Sering saya katakan apabila mengambil suatu keputusan libatkan eselon terdepan, yaitu anggota. Karena suatu ketika apabila kita mengambil suatu keputusan dan kebijakan yang salah itu berdampak buruk kepada mereka," ujarnya.
Dudung menerangkan, seorang pemimpin juga tidak hanya berani bicara dan angkat bicara. Akan tetapi harus juga berani untuk mendengarkan pendapat dari orang lain.
"Jangan kita merasa paling pintar sendiri, kita merasa paling hebat sendiri. Pasti ada titik-titik lemah yang kita tidak tahu. Celakanya kalau kita merasa paling super, paling benar akhirnya menyalahkan orang lain," pungkasnya. (Apo/Buz).