- tvone
Selama 25 Tahun, Bandara Internasional Kualanamu Akan Dikelola Perusahaan India
Deliserdang, Sumatera Utara - Perusahaan GMR Airport International selaku Global Airport Operator berbasis di New Delhi, India, menjadi pemenang tender Strategic Partnership Kualanamu International Airport, dengan masa pengelolaan 25 tahun.
Hal ini tertuang dalam acara Awarding Ceremony Strategic Partnership Kualanamu International Airport, Selasa (23/11/2021) bertempat di Ballroom Kementerian BUMN Lantai 21 Jalan Merdeka Selatan No 13 – Jakarta Pusat, yang dihadiri langsung Wamen BUMN II Kartika Wiroatmodjo, Direktur PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), para Direktur PT Angkasa Pura II (Persero), Para Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero), President Director of GMR Indonesia selaku pemenang seleksi tender strategic Partnership Kualanamu International Airport dan Direktur PT Angkasa Pura Aviasi.
"Melalui skema kemitraan strategis (Strategic Partnership) PT Angkasa Pura II (Persero) dan Perusahaan GMR Airport International, akan tergabung di dalam Joint Venture Company (JVCo), yakni PT Angkasa Pura Aviasi dengan kepemilikan saham 51 % AP II dan GMR 49 %. Kedepan Pengelolaan dan Pengembangan Bandara Internasional Kualanamu akan diserahkan kepada PT Angkasa Pura Aviasi,"ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaludin, Selasa (23/11/2021).
Kemitraan Strategis Bandara Internasional Kualanamu dijalankan, menggunakan metode skema kemitraan dengan jangka waktu pengelolaan dan pengembangan bandara selama 25 tahun. Dengan nilai kerjasama sekitar US$6 miliar, termasuk investasi dari mitra strategis sedikitnya senilai Rp15 triliun. Tujuan utama dari kemitraan strategis ini adalah kita menyebutnya dengan 3E yaitu Expansion the traffic, Expertise Sharing dan Equity Partnership.
Tambah Muhammad Awaluddin, dalam menjalankan program Strategic Partnership ini sangat menguntungkan, karena mitra strategis akan mendukung adanya penambahan aset di Bandara Internasional Kualanamu dengan pengembangan bandara menjadi kapasitas 17 Juta Penumpang pada Tahap 1, kapasitas 30 Juta Penumpang Tahap 2 serta Kapasitas 42 Juta Penumpang Tahap 3, nantinya semua aset baru hasil pengembangan setelah 25 tahun akan diserahkan ke PT Angkasa Pura II (Persero).
"Bandara Internasional Kualanamu memiliki posisi sangat strategis, sehingga sangat memungkinkan untuk menjadi hub di Asia tenggara. Dengan adanya partnership dalam berkolaborasi mengelola dan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu nanti menjadi salah satu penggerak ekonomi (economic driver) di kawasan barat Indonesia khususnya di wilayah Sumatera Utara.