Ilustrasi - Alokasi Anggaran Pendidikan di 2024 Mencapai Rp660,8 Triliun.
Sumber :
  • Dok.Kemenkeu

Alokasi Anggaran Pendidikan di 2024 Mencapai Rp660,8 Triliun, Begini Cara Kemenkeu Pastikan Agar Tepat Sasaran…

Kamis, 12 Oktober 2023 - 11:40 WIB

Jakarta, tvonenews.com – Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul, inovatif, berintegritas, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045, pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar Rp660,8 triliun atau 20 persen pada  APBN 2024. 

Anggaran itu terbagi atas alokasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp237,3 triliun, Transfer ke Daerah Rp346,6 triliun, dan pembiayaan investasi Rp77,0 triliun. 

Anggaran pendidikan sebesar itu meningkat dibanding anggaran pendidikan tahun 2023  yang mencapai Rp612,2 triliun. 

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, menyampaikan bahwa perlu ikhtiar dan komitmen yang kuat dalam upaya menjawab tantangan tersebut, implikasinya Perguruan tinggi tentu membutuhkan pembiayaan yang lebih memadai, mengingat selama ini penyediaan layanan Pendidikan tinggi yang didukung oleh APBN cukup signifikan dan terus meningkat dari tahun ke tahun. 

“Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia ditekankan pada: peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, pemerataan kualitas pendidikan melalui peningkatan distribusi guru dan sarana prasarana pendidikan, dan peningkatan kualitas PAUD,” ujar Isa, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (10/10/2023). 

Selain itu, peningkatan akses pendidikan di semua jenjang pendidikan, peningkatan kualitas sarana prasarana penunjang kegiatan pendidikan, terutama di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan; serta penguatan konektivitas pendidikan vokasi dengan pasar kerja. 

“Melalui Anggaran tersebut, Pemerintah juga berkomitmen untuk perluasan program beasiswa, pemajuan kebudayaan, penguatan perguruan tinggi kelas dunia, dan pengembangan riset dan inovasi,” kata Isa.

Anggaran Beasiswa dan Bansos

Pemerintah telah menaikkan anggaran beasiswa dan bantuan sosial (bansos) untuk pendidikan menjadi Rp35,94 triliun pada 2024 dari Rp28,9 triliun pada 2023. 

Kenaikan tersebut lebih dari lima kali lipat dari anggaran beasiswa 2013 atau sepuluh tahun yang lalu.
Menurut Isa, kenaikan anggaran tersebut untuk memberikan jaminan pendidikan kepada masyarakat dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi, sehingga dapat memperluas akses pendidikan.

Hal itu seiring dengan prinsip pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni no one left behind atau tidak ada satupun warganya yang tertinggal dalam memperoleh hak pendidikan.

“Beasiswa dan bansos pendidikan diwujudkan melalui berbagai upaya dan bantuan kepada sekolah dan peserta didik, seperti Program Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) untuk sekolah. Sementara bagi peserta didik, beasiswa disalurkan melalui Program Indonesia Pintar (PIP), Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik),” papar Isa.

Konsepsi Ini termasuk bagi peserta didik di wilayah 3T, disabilitas, dan pekerja migran. Oleh karenanya, Perguruan tinggi dan akses pendidikan lainnya memiliki peran penting sekaligus tanggung jawab dalam mewujudkannya tujuan yang telah ditargetkan oleh Pemerintah. 

“Untuk itu, mari kita bersama-sama berjanji bahwa peringkat bukanlah tujuan utama. Tujuan utama kita adalah bagaimana peringkat dapat menghadirkan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Isa.

Tantangan Dunia Pendidikan

Di sisi lain tantangan bagi dunia pendidikan dan dunia kerja atau industri sering terjadi perbedaan jalur sehingga perlu dijembatani antara kampus, dunia kerja, dan industri yang melaju sangat cepat di revolusi industri 4.0 melalui semangat Kampus Merdeka yang memberikan ruang yang luas bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri dan potensi.

Dalam 10 tahun ke depan (prediksi McKinsey) lapangan pekerjaan akan hilang dan tergantikan otomatis dengan teknologi. Selain itu, munculnya peluang lapangan pekerjaan baru dengan memanfaatkan teknologi yang terus berkembang. 

Hal ini menjadi tantangan baru bagi perguruan tinggi untuk menyiapkan kompetensi yang sesuai dengan lapangan pekerjaan baru, sehingga menciptakan lulusan sarjana yang lebih adaptif dan fleksibel, sesuai dengan semangat Kampus Merdeka.

“Berbagai program yang telah dipersiapkan secara matang baik sasaran maupun pendanaanya, agar dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dengan memperhatikan efisiensi dan efektivitas serta menjaga akuntabilitas dalam pelaksanaannya, sehingga target yang direncanakan dapat tercapai,” tutup Isa.

Mengapa Kualitas SDM Jadi Kunci

Kualitas Sumber Daya Manusia menjadi elemen yang sangat penting bagi kelancaran upaya Indonesia dalam menyongsong era revolusi industri 4.0 yang serba digital bahkan di masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini. 

Penyebaran Covid-19 yang kian masif memberi dampak yang sangat besar pada berbagai aspek termasuk ekonomi baik makro dan mikro. Banyak sektor yang merasakan imbas dari pandemi Covid-19 ini hingga harus menghadapi masa krisis yang mempersulit pertumbuhannya.

Melihat kondisi tersebut, pengembangan sumber daya manusia harus memiliki peran yang sangat penting dan krusial di masa new normal, mengingat  sumber daya manusia akan menjadi faktor kunci dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi terutama perubahan cara kerja.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat sentral dalam pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan. Perguruan tinggi merupakan pusat pengembangan pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Untuk menjalankan peran tersebut dengan berhasil, maka perguruan tinggi harus berkolaborasi, baik diantara sesama perguruan tinggi dalam maupun luar negeri, serta khususnya berkolaborasi dengan industri. Sebagai modal dasarnya adalah dosen yang berkualitas internasional. (ito)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:02
03:01
02:57
02:35
05:18
01:38
Viral