Tangkapan Layar Wamenkeu Suahasil Nazara di Forum AIFED ke-10.
Sumber :
  • Kemenkeu RI

Kemenkeu Rumuskan Strategi Pemulihan Ekonomi Melalui AIFED ke-10

Rabu, 1 Desember 2021 - 17:49 WIB

Jakarta - Kementerian Keuangan Republik Indonesia terus berupaya memulihkan ekonomi nasional dari pandemi Covid-19. Strategi pemulihan ekonomi ini dipaparkan dalam Annual International Forum of Economic Development and Public Policy (AIFED) ke-10.

Wakil Menteri Keuangan RI, Suahasil Nazara mengatakan, pandemi Covid-19 ini telah berdampak pada aspek kehidupan. Salah satu yang terkena dampak adalah ekonomi nasional. Kemenkeu merumuskan strategi pemulihan ekonomi yang Lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan melalui forum AIFED ke-10 ini.

"Pandemi telah menciptakan dampak yang sangat besar dalam setiap aspek kehidupan kita, seperti halnya pembangunan ekonomi. Pandemi Covid-19 telah secara signifikan memengaruhi cara orang berinteraksi, cara bekerja, cara menjalankan bisnis, mempromosikan dan menjual produk, dan bagaimana proses pembuatan kebijakan dilakukan", terang Suahasil di Forum AIFED yang mengambil tema "Finding New Sources of Growth to Recover Strongerā€ ini.

Ungkapan Recover Stronger (pulihkan lebih kuat) menjadi keyakinan bahwa Indonesia mampu mengembalikan pembangunan ekonomi kita ke tingkat sebelum pandemi, tetapi lebih kepada memperkuat fundamental ekonomi untuk mencapai visi Indonesia 2045.

Mengenai pemulihan yang berkelanjutan dan lebih kuat, terdapat urgensi bagi Indonesia untuk menemukan sumber pertumbuhan baru. Saat ini, kita masih bergantung pada komoditas mentah untuk mendukung pertumbuhan, sementara nilai tambah dan inovasi masih perlu ditingkatkan.

Isu-isu tersebut telah menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa dekade. Pada saat yang sama, Indonesia memiliki bonus demografis. Namun, kita harus bekerja keras untuk memastikan sumber daya manusia kita tidak hanya berlimpah tetapi juga sehat, terdidik, produktif, dan bahagia.

Sementara itu, lanskap geografis Indonesia mengharuskan kita untuk memastikan konektivitas dan inklusivitas. Hal tersebut penting untuk memastikan tidak ada wilayah yang tertinggal dalam pembangunan. Konektivitas digital sangat penting untuk dipercepat guna memfasilitasi transformasi ekonomi lebih lanjut guna menghindari disrupsi teknologi yang tidak perlu.

Melihat aspek-aspek tersebut, kunci yang harus terus dipertahankan Indonesia jelas merupakan reformasi komprehensif untuk memperkuat pemulihan ekonomi lebih lanjut dan meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang. Karena itu, fokus diskusi AIFED ke-10 kali ini yaitu pilar 4P: Product (Produk), People (Manusia), Place (Tempat), dan Policy (Kebijakan).

Pada "P" pertama, Produk, kita akan melihat potensi baru sumber daya pertumbuhan ekonomi Indonesia di dunia pascapandemi dan gerakan menuju ekonomi yang lebih hijau. Kami telah belajar dari pandemi bahwa dunia sekarang berada dalam fase normal baru dan ekonomi sedang direstrukturisasi, dengan inovasi dan teknologi berperan secara signifikan pada perubahan tersebut.

Pada saat yang sama, juga dapat terlihat meningkatnya kesadaran publik akan ekonomi hijau dan transformasi perdagangan global. Untuk itu, kita perlu membahas formasi baru perekonomian Indonesia serta produk yang harus kita promosikan untuk menjawab tantangan tersebut.

Selanjutnya, People atau manusianya. Indonesia menikmati bonus demografi sebagai keuntungan utama. Namun, beberapa tantangan terkait kualitas sumber daya manusia dan pasar tenaga kerja tetap ada, yang mana hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan produktivitas negara ini. Memahami tantangan ini, pemerintah telah menaruh banyak perhatian pada investasi sumber daya manusia, seiring dengan investasi fisik yang juga telah menjadi fokus kami dalam beberapa tahun terakhir.

AIFED ke-10 berfokus tidak hanya pada lingkup nasional tetapi juga pada aspek regional, dengan membahas "P" yang ketiga, yaitu Place atau Tempat. Kawasan produktif dengan pembangunan infrastruktur yang memadai, merata, dan berkelanjutan penting untuk mendukung pertumbuhan nasional. Oleh karena itu, kita perlu mendorong pengembangan daerah yang lebih layak huni dan produktif. Dalam forum ini, kita akan membahas tren global pengembangan kota yang layak huni dan produktif serta kebijakan pengembangan berbasis kawasan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Terakhir, salah satu bagian terpenting dari forum ini adalah membahas "P" yang terakhir yaitu Policy atau Kebijakan, khususnya kebijakan fiskal. Pada kesempatan ini, pembahasan akan bergerak ke arah intervensi yang diperlukan oleh pemerintah untuk mendukung pengembangan sumber pertumbuhan baru. Juga, bagaimana pengaturan kebijakan juga harus beradaptasi dengan lingkungan global yang dinamis ini.

"Pemerintah optimis terhadap pemulihan dan transformasi ekonomi kita. Dengan semangat dan optimisme itu, kami akan terus mendorong reformasi untuk meletakkan fondasi yang kuat bagi perekonomian kita untuk lepas landas", tutup Suahasil. (prs)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:27
01:57
01:34
01:06
02:16
06:07
Viral