Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu.
Sumber :
  • Antara

Kemenkeu: PMI Manufaktur November Tetap Ekspansif

Kamis, 2 Desember 2021 - 10:18 WIB

Jakarta – Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur pada bulan November 2021 melanjutkan ekspansi di tingkat 53,9, sedikit menurun dari rekor 57,2 di Oktober. Angka tersebut menggambarkan kondisi bisnis yang masih terus mengalami pemulihan seiring semakin terkendalinya pandemi. 

”Angka ini menunjukkan bahwa langkah pengendalian pandemi semakin membuahkan hasil. Ke depan, pemerintah akan tetap mewaspadai dan mengantisipasi dinamika perkembangan pandemi. Upaya pengendalian akan terus dilanjutkan agar pemulihan ekonomi, khususnya sektor manufaktur dapat semakin kuat dan konsisten,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. 

Output dan permintaan baru mengalami ekspansi tiga bulan berturut-turut, meskipun sedikit melambat. Permintaan tenaga kerja juga meningkat seiring ekspansi dari produksi. Namun, masih terjadi akumulasi penumpukan pekerjaan akibat peningkatan permintaan serta kendala pengiriman. Selanjutnya, aktivitas pembelian mencatatkan peningkatan sehingga meningkatkan stok pembelian. Hal yang sama terlihat pada stok hasil produksi yang meningkat, sebagai akibat peningkatan produksi dan penundaan pengiriman. 

Hal yang perlu dicermati adalah harga input produksi meningkat dengan laju inflasi yang tercepat dalam delapan tahun terakhir didorong oleh kenaikan harga material dan biaya transportasi seiring terbatasnya pasokan. Hal ini menggambarkan adanya tekanan harga di tingkat produsen yang kemudian sebagian dibebankan ke konsumen yang mendorong naiknya harga di tingkat konsumen.

Secara umum, sentimen bisnis tetap optimis. Pelaku bisnis mencermati perkembangan kasus Covid-19 terakhir, terutama adanya ancaman varian Omicron yang telah diumumkan sebagai Variant of Concern (VOC) oleh WHO pada 26 November 2021. Menanggapi hal ini, Pemerintah Indonesia telah melakukan antisipasi dengan memperpanjang masa karantina kedatangan asing dari 3 menjadi 7 hari, dan khusus kedatangan WNI dari 10 negara di Afrika menjadi 14 hari. Adapun WNA yang dalam 14 hari pernah pergi ke 10 negara Afrika tersebut, untuk sementara dilarang masuk ke Indonesia.  

Pemerintah akan menyiapkan langkah mitigasi sekaligus terus mempertahankan kerja kerasnya terkait penanganan Covid-19 dan vaksinasi agar kasus terus terkendali, terutama dengan adanya libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) di akhir 2021. 

”Untuk mengantisipasi berbagai perkembangan VOC dan menghadapi libur Nataru, Pemerintah juga melaksanakan pembatasan sosial disamping terus mempertahankan 5M, 3T, vaksinasi, dan reformasi sistem kesehatan dalam rangka persiapan hidup dengan endemi (living with endemic). Kerja sama masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan juga harus terus didorong untuk mendukung pemulihan sektor manufaktur," tegas Febrio.

Dari sisi perkembangan stabilitas harga-harga, laju inflasi November tercatat 1,75% (yoy), meningkat dari angka Oktober 1,66% (yoy). Naiknya inflasi November terutama disumbang oleh inflasi inti dan harga yang diadministrasikan atau administered price seiring dengan peningkatan aktivitas konsumsi dan mobilitas masyarakat karena pandemi yang mulai terkendali. Hal ini terjadi di tengah inflasi komponen makanan bergejolak atau volatile food yang sedikit melambat. Secara bulan ke bulan, terjadi inflasi sebesar 0,37% (mtm) sehingga kumulatif mencapai 1,30% (ytd). Inflasi inti terus melanjutkan tren meningkat, mencapai kisaran 1,44% (yoy), naik dari angka Oktober (1,33%, yoy). Naiknya mobilitas masyarakat pasca kebijakan pelonggaran PPKM secara bertahap telah berdampak pada peningkatan permintaan masyarakat secara umum. Selain itu, tekanan harga di tingkat produsen diperkirakan mulai diteruskan pada harga konsumen meskipun masih terbatas. 

Inflasi volatile food mengalami penurunan, mencapai 3,05% (yoy), lebih rendah dari Oktober 3,16% (yoy). Meskipun begitu, secara mtm, harga beberapa komoditas mengalami peningkatan karena peningkatan demand, masuknya musim penghujan, serta harga komoditas global. Pemerintah berkomitmen untuk menjaga akses pangan masyarakat miskin dan rentan dengan tetap melakukan penyaluran bantuan sosial pangan serta melakukan stabilisasi harga pangan pokok, terutama beras. Pemerintah Pusat dan Daerah juga terus memantau potensi kenaikan harga pangan di akhir tahun mengingat faktor masuknya musim penghujan dan momen perayaan Nataru.

Inflasi administered price melanjutkan tren peningkatan mencapai 1,69% (yoy), naik dari Oktober 1,47% (yoy). Naiknya inflasi komponen ini didorong oleh peningkatan tarif angkutan udara seiring semakin meningkatnya mobilitas masyarakat antardaerah. Selain itu, kenaikan juga dipengaruhi oleh dampak kenaikan harga rokok kretek filter. Dalam masa pemulihan ekonomi, Pemerintah terus konsisten untuk mendukung terjaganya harga energi domestik untuk menjaga momentum pemulihan konsumsi dan daya beli masyarakat. Seiring semakin naiknya mobilitas, Pemerintah menetapkan kebijakan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan mobilitas yang dapat berisiko pada penularan wabah Covid-19 dengan menghapus cuti bersama akhir tahun dan meningkatkan kembali level PPKM di Nataru. 

Melihat perkembangan hingga November, inflasi masih berpotensi menguat secara bertahap seiring dengan perkembangan positif mobilitas masyarakat pasca pelonggaran PPKM. 

“Nataru diperkirakan menjadi momen peningkatan konsumsi, sehingga dapat mendorong kenaikan inflasi. Namun, potensi tekanan inflasi lebih tinggi diperkirakan akan relatif minimal seiring dengan kebijakan Pemerintah menghapus libur Nataru serta penerapan kebijakan pengetatan PPKM di seluruh wilayah Indonesia. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, outlook inflasi sepanjang tahun 2021 diperkirakan berada pada kisaran 1,9% (yoy)”, tutup Febrio. (act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:23
03:56
06:46
02:35
01:58
01:28
Viral