- Istimewa
Pertamina Sampaikan Capaian Target Iklim pada Ajang COP28
Pertamina mengurangi emisi dari pemanfaatan gas buang sebesar 5,3 juta metrik ton CO2 ekuivalen (MMtCO2e). Perseroan juga mencatat pengurangan emisi dari efisiensi energi sebesar 1,4 MMtCO2e, bahan bakar gas 0,04 MMtCO2e, dan beragam aktivitas lainnya 1,2 MMtCO2e.
Tak hanya itu, Pertamina juga mengembangkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) serta Carbon Capture, Utilisation, and Storage (CCUS). Oki menjelaskan, Pertamina telah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan sembilan lokasi penangkapan karbon di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi.
Selain itu, Pertamina tengah mengembangkan kilang hijau atau green refinery. Oki mengatakan, ada dua fase pengembangan green refinery di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Fase pertama telah diselesaikan pada Februari 2022 dengan kapasitas produksi hidrogen sebesar 3 kilo barel per hari (KBPD). “Ini adalah upaya kami dalam mengurangi emisi melalui bahan bakar rendah emisi,” ucap Oki.
Teknologi ini menggunakan bahan baku berupa minyak sawit yang dimurnikan, diputihkan, dan dihilangkan baunya atau refined bleached deodorized palm oil (RBDPO). Kini, fase kedua tengah dijalankan dengan target kapasitas 6 KBPD. Tidak hanya itu, Pertamina pun memiliki teknologi petrokimia.
Pada sektor transportasi, Pertamina mendorong dekarbonisasi melalui pengembangan biofuel. Oki menyebutkan, sektor transportasi berkontribusi 20 persen pada total emisi. Hal ini mendorong Pertamina mengembangkan biodiesel dengan target produksi 13 juta ton per tahun.
Pertamina juga mengembangkan bioetanol di Surabaya (Jawa Timur), serta DKI Jakarta dengan memanfaatkan sorgum. “Selanjutnya, kami akan mengembangkannya dari bakau yang glukosanya diambil dari jenis bakau nipah,” imbuh Oki.
Untuk mendorong EBT, Pertamina mengembangkan geothermal di enam wilayah. Lokasinya tersebar di beberapa wilayah di Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Tahun 2023, kapasitas operasional produksi geothermal ini mencapai 672,5 megawatt (MW). Pertamina Geothermal Energy (PGE) berencana menambah kapasitas tersebut menjadi 340 MW dalam dua tahun ke depan.