- ANTARA
Dahsyat, Kelompok Tani di Papua Barat Rehabilitasi 1.500 Hektar Hutan Magrove
Rehabilitasi mangrove juga sangat diperlukan sebagai upaya untuk mempertahankan dan melindungi bentang alam nasional, terutama dikepulauan terluar Indonesia.
Namun, upaya rehabilitasi ini tidak akan membawa dampak perubahan yang signifikan apabila warga masih melakukan penebangan pohon mangrove dan mengambil batu karang.
Pasalnya, menurut penuturan Ninrrod Keramu, warga diwilayahnya mayoritas hidup dari menebang kayu mangrove dan mengambil batu karang.
“Mereka itu kan sudah tidak bisa tebang mangrove lagi karena sudah dilarang, Warga perlu mendapat bantuan supaya tahun depan tidak ada penebangan kembali dan tidak lagi bergantung pada praktik yang merusak ekosistem mangrove,” ujar Ninrrod.
Untungnya, lanjut Ninrrod, program rehabilitasi mangrove ini disambut antusias oleh warga diwilayahnya.
Keantusiasan ini terlihat dari gotong royong warga yang ikut dalam menyelesaikan kendala ketersediaan bibit untuk ditanam di areal rehabilitasi mangrove seluas 120 ha itu.
“Bibit ini kami cari sendiri ke laut naik perahu, kami masuk pulau dan ambil sendiri buah dari pohon mangi-mangi yang sudah tua. Buah yang berjatuhan itu dikumpulkan dan ditaruh di polybag sampai akhirnya tumbuh dedaunan, barulah kami ambil untuk melakukan penanaman mangrove,” ungkap Ninrrod dengan bangga telah menyelesaikan penanaman mangrove ini.