- Abdul Gani Siregar
Tom Lembong Sebut Kondisi Pasar Beras Indonesia Kacau Balau Karena Pembagian Bansos di Masa Pemilu 2024
Jakarta, tvOnenews.com - Co-captain Timnas Pemenangan AMIN, Thomas Trikasih Lembong atau lebih dikenal sebagai Tom Lembong menyatakan secara tegas bahwasanya kondisi pasar beras di Indonesia sedang kacau balau.
Ekonom Senior Indonesia ini mengatakan salah satu penyebabnya karena pembagian bantuan sosial (bansos) secara ugal-ugalan pada bulan Pemilu 2024.
"Bahwa kondisi pasar beras se-Indonesia baru kacau balau, dan itu kalau saya menanggapi secara teknokratik, secara profesional, hampir pasti ada kaitannya dengan kebijakan yang diambil saat bulan-bulan Pemilu 2024," ujar Tom di Rumah Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X, Jakarta Selatan, Senin (26/2/2024).
"Terkait bansos, ada indikasi kebijakan bansos yang ditempuh menguras stok Bulog sampai 1,3 juta ton," sambung dia.
Angka tersebut sangat tinggi bagi Tom, dan pihaknya telah mempelajari polemik ini lebih mendalam.
"Pertama, ini memperlihatkan bahwa roda-roda pemerintahan tidak berjalan dengan baik. Kalau kondisi kebutuhan pokok yang mendasar seperti beras saja sekacau ini," paparnya.
Maka apa yang terjadi saat ini adalah buah hasil dari pemerintahan dan kebijakan yang dipolitisasi.
"Tentunya yang menarik adalah prospek kondisi beras ke depannya, mari kita simak bersama, stok maupun harga dan keberangkatan dan ketersediaan beras se-Indonesia," tandas dia.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Zulkifli Hasan mengajak masyarakat untuk beralih mengonsumsi beras asal Bulog atau produk pemerintah sebagai solusi dari meningkatnya harga beras lokal di pasaran.
Politikus yang akrab disapa sebagai Zulhas ini pun memastikan bahwasanya beras Bulog tidak kalah enak dengan beras lokal lainnya.
"Nah pemerintah menyiapkan alternatif, tadi banyak Bulog dibanjiri lah, berasnya enak juga, bagus. Ada beras komersial Bulog Rp14.000 (liter), ada beras subsidi SPHP Bulog itu Rp55.000 (5kg), berarti Rp11.000 (liter)," jelas dia, usai inspeksi mendadak di Pasar Rakyat Klender, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024).
Maka dari itu dia gencar meminta masyarakat untuk segera beralih mengonsumsi beras Bulog, agar dapat menekan kenaikan harga beras lokal.
"Sehingga laju kenaikan beras lokal yang belum panen ini bisa bertahan kalau permintaannya turun. Jadi kalau enggak mau pindah ya memang resikonya yang premium lokal akan naik terus," tegas dia.
Namun lagi-lagi, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengungkapkan dalam sidaknya tersebut dia menemukan beberapa masyarakat yang tidak suka atau cocok mengonsumsi beras Bulog.
Oleh karena itu, dia menyarankan setidaknya mencampur beras lokal dengan beras Bulog sebagai alternatif lain.
"Paling kurang kalau mau campur deh berasnya, karena kalau itu terus yang dicari ya harganya naik terus, kalau barangnya nggak ada gimana," tandas dia. (agr/iwh)