Jakarta, tvOnenews.com - Tren kenaikan harga emas terus berlanjut di tengah antusiasme invetor terhadap prospek harga emas dunia yang masih akan terus merangkak naik.

Setelah naik lebih dari 14 persen sejak tahun 2023 lalu, harga emas dunia di pasar spot sempat mencapai  level US$2.286 per troy ounce, yang menjadi rekor tertingginya dalam sejarah.

Pada perdagangan di pasar spot Senin (1/4) kemarin, harga emas dunia naik 0,3% dan diperdagangkan di level US$2,240 per troy ounce. Sementara harga emas di kontrak berjangka bahkan naik 0,8 persen ke level US2,257 per troy ounce.

Sejak awal tahun 2023 lalu, harga emas dunia telah berada dalam tren kenaikan, dan tercatat telah naik hingga 14 persen. Di tengah ketidakjelasan ekonomi global, para investor telah menjadikan emas sebagai tujuan investasi sementara yang dianggap paling aman.

Kenaikan harga emas dunia pada perdagangan kemarin, terutama masih didorong sentimen kepercayaan pelaku pasar terhadap rencana kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat.

Pelaku pasar berharap, bank sentral di negeri Paman Sam ini akan melakukan pemotongan suku bunga acuannya pada bulan Juni 2024 mendatang.

Namun, ekspektasi penurunan suku bunga di Amerika Serikat ini sempat terhambat rilis data inflasi di Amerika Serika yang kembali merangkak naik ke level 2,8 persen di bulan Februari 2024. 

Naiknya tingkat inflasi ini dikhawatirkan akan menunda rencana bank sentral untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan sesuai dengan yang diperkirakan.

Selain ekspektasi terhadap suku bunga, tren kenaikan harga emas yang terjadi setahun terakhir juga didorong oleh faktor global. Sentimen positif terhadap tren harga emas terutama berasal dari China.

Setelah anjloknya pasar properti, investor di pasar keuangan China mulai beralih ke emas sebagai pelarian. Untuk sementara emas dianggap sebagai "safe haven" atau tempat investasi yang paling aman dari gejolak yang terjadi di pasar keuangan.