- Tim tvOne - Agus Saptono
Jumlah Ayam Sedikit dan Permintaan Telur Meningkat Saat Nataru, Peternak Boyolali Kewalahan
Boyolali, Jawa Tengah – Tingginya harga telur ayam sejak sepekan terakhir membuat para peternak ayam petelur di wilayah Desa Kadireso, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah kewalahan melayani permintaan pesanan. pasalnya saat ini jumlah ayam lebih sedikit karena bulan lalu banyak peternak yang melakukan afkir.
Para peternak Boyolali ini mengaku harga telur ayam tinggi karena adanya kenaikan harga pakan yang naik, seperti konsentrat yang naik sekitar Rp300 dari yang sebelumnya di harga Rp 8.900 kini menjadi Rp 9.200 per kilogram.
Selain itu harga pakan jadi juga ikut naik sekitar Rp100-Rp250 yang sebelumnya di harga Rp6.900 menjadi Rp7.150 per kilogram.
“Di akhir tahun ini banyak pabrikan yang meminta kenaikan harga jadi konsentrat itu naik sekitar Rp 300 dan pakan pakan jadi sekitar Rp 100,” kata Krishandrika peternak ayam petelur di Desa Kadireso, Kecamatan Teras, Senin (27/12/2021).
Diungkapkan, dengan harga pakan dan konsentrat yang naik, otomatis harga jual telur ayam miliknya menjadi naik, yakni kisaran Rp26.000-Rp29.000 per kilogram.
Meski dirasa menguntungkan, tetapi hasil penjualan telur ayam tersebut masih belum bisa mengembalikan kerugian beberapa waktu yang lalu akibat pengurangan populasi ayam.
“Ini posisi untung. Tapi belum bisa mengembalikan atas kerugian saat harga anjlok beberapa waktu yang lalu belum cukup,” jelasnya.
Kris yang saat ini memiliki ayam petelur sejumlah 26 ribu ekor mampu menghasilikan 1,5 ton telur per hari berharap, harga tersebut dapat bertahan untuk menutup kerugian.
“Tetapi bila nanti permintaan lumayan tinggi ini otomatis harga ini akan bisa naik lagi,” tandasnya.
Hal yang sama dikatakan peternak lainnya Yopy Widiyawan, bahwa saat ini semua peternak mengaku kerepotan melayani permintaan pasar.
“Karena saat harga anjlok kemarin banyak peternak yang melakukan afkir secara besar besaran,”katanya.(Agus Saptono/Buz).