- Antara Foto
Perputaran Uang Wisatawan Lokal Mencapai Rp369,8 Triliun Selama Lebaran 2024, Rata - Rata Warga Indonesia Habiskan Uang Rp2,73 Juta Selama Periode Mudik
Jakarta, tvOnenews.com - Tingginya pergerakan warga selama mudik Lebaran 2024, menjadi berkah tersendiri bagi perekonomian. Lonjakan pergerakan wisatawan lokal, diperkirakan berkontribusi hingga Rp369,8 triliun selama periode libur Idul Fitri 1445 Hijriah.
Hasil penelitian yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjukkan potensi perputaran ekonomi pada momen Lebaran 2024 mencapai Rp369,8 triliun rupiah. Jumlah ini jauh di atas perkiraan semula yang hanya diperkirakan sebesar Rp276 triliun.
"Ada beberapa faktor yang berkontrbusi pada naiknya angka ini, mulai dari jumlah pemudik yang naik signifikan, dan juga masa liburan yang lebih panjang daripada tahun lalu, kata Nia Niscaya, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf di Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Selama periode Lebaran 2024, angka pemudik diperkirakan naik hingga mencapai 193,6 juta orang. Sedangkan libur lebaran mencapai enam hari, termasuk cuti bersama yang sudah ditetapkan pemerintah.
Dari total kontribusi ekonomi senilai Rp369,8 triliun, Kemenparekraf mencatat bahwa rata - rata pemudik atau wisatawan lokal menghabiskan dana hingga Rp2,73 juta per orang.
"Kalau berdasarkan durasi, itu maka pengeluaran wisata per orang dalam satu hari atau daytrip itu mencapai Rp904,5 ribu," jelas Nia Niscaya. Jumlah orang yang hanya menghabiskan waktu satu hari selama lebaran untuk berwisata ini menjadi mayoritas, yakni 49,5 persen dari total responden.
Sementara untuk durasi wisata selama 2 - 4 hari yakni sekitar 36,2 persen dari total responden, Kemenpaekraf memperkirakan pengeluaran wisatawan nusantara bisa mencapai Rp3,5 juta per orang.
Selanjutnya, untuk durasi perjalanan 5 - 7 hari, maka total pengeluaran mencapai Rp6,4 juta per orang. Biaya terbesar adalah untuk pengeluaran wisatawan nusantara dengan durasi di atas 7 hari yang diperkirakan menghabiskan dana hingga Rp7,6 juta per orang.
"Empat jenis pengeluaran terbesar wisatawan terbesar selama lebaran itu antara lain untuk biaya akomodasi,tranportasi, makan minum, dan oleh - oleh," jelas Nia Niscaya.
Sembilan Wisata Terfavorit
Dari sisi preferensi wisata, Kemenparekraf menyebutkan saat ini tempat wisata yang paling digemari adalah wisata pantai atau danau, dengan tingkat kesukaan mencapai 56,1 persen.
Selain itu, terdapat wisata pusat kuliner (50,8 persen), pegunungan atau agrowisata (41,9 persen), taman rekreasi dan kebun binatang (29,9 persen), serta mal atau pusat perbelanjaan (26,6 persen).
Kemenparekraf mencatat ada sembilan tempat wisata terfavorit yang paling banyak dikunjungi, yakni Malioboro (Yogyakarta), Ciwidey (Bandung), Pangandaran (Jawa Barat), Parangtritis (Yogyakarta), Puncak Bogor (Jawa Barat), Ragunan (Jakarta), Lembang (Bandung), Borobudur (Jawa Tengah), dan Bromo (Jawa Timur).
"Jadi memang ini kebayakan di Jawa, karena secara statistik memang pergerakan wisatawan terbesar selama lebaran itu terjadi di Jawa," jelas Nia Niscaya.
Bersama Keluarga
Dari sisi pendamping, laporan Kemanparekraf juga mencatat bahwa selama momen lebaran, mayoritas responden mengaku menghabiskan liburan bersama keluarga, yakni mencapai 89,9 persen.
"Jadi memang benar sih, bahwa yang namanya mudik it adalah momennya untuk keluarga," kata Nia Niscaya.
Seiring dengan tradisi liburan bersama keluarga ini, maka mayoritas warga yang menghabiskan liburan lebaran mengaku menggunakan kendaraan pribadi, yakni mencapai 74,9 persen dari jumlah pemudik.
Tradisi liburan bersama keluarga ini juga membuat tingginya angka responden yang mengaku mendapat akomodasi gratis dari pihak keluarga selama liburan. Riset menunjukkan sekitar 26,9 persen warga tidak membayar biaya akomodasi, karena tinggal di tempat keluarga.
Meski porsi yang tinggal bersama keluarga cukup besar, angka pemudik yang menggunakan hotel berbintang selama libur lebaran mencapai 34,5 persen. "Angka pengguna hotel ini cukup besar ya, dan menjadi peluang bagi industri hotel selama lebaran," kata Nia Niscaya. (ant)