- Pixabay
Tambang Emas yang Longsor di Sulawesi Utara Ternyata Sumbang 40% Pendapatan Archi Indonesia, Nominal Kontribusinya Fantastis
Jakarta, tvOnenews.com - Perusahaan tambang emas PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) belum lama ini mengumumkan musibah banjir dan longsor di salah satu area eksplorasi mereka.
Diketahui, ARCI menguasai Tambang Emas Toka Tindung yang di Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Kawasan tambang tersebut dikelola oleh entitas anak usaha perseroan yakni PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN).
Melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), ARCI mengumumkan bahwa pada tanggal 6-7 April 2024 salah satu pit atau lubang galian tambang yang mereka kelola diterjang banjir dan longsor.
Corporate Secretary ARCI Hidayat Dwiputro mengatakan bahwa lubang tersebut merupakan satu dari 4 pit yang dimiliki dan dikelola oleh ARCI melalui anak-anak usahanya.
"Perseroan melalui Entitas Anak total memiliki 4 (empat) pit. 3 (tiga) pit dalam tahap operasi produksi tidak terdampak bencana dan 1 (satu) pit terdampak bencana," tulis Hidayat dilansir Rabu (24/4/2024).
Hidayat menerangkan, kontribusi pendapatan dari pit yang terdampak pada tahun 2023 kurang lebih sebesar 40%.
Kontribusi tersebut tentu sangat besar dan mendominasi pendapatan ARCI secara keseluruhan.
Jika melihat laporan keuangan per 31 Desember 2023, ARCI mencatatkan pendapatan sebesar US$249,63 juta atau setara dengan Rp3,85 triliun sepanjang 2023 (kurs jisdor Rp15.439).
Artinya, pit yang terkena longsor dan banjir tersebut memberikan kontribusi pendapatan hingga Rp1,55 triliun sepanjang tahun 2023.
"Saat ini Perseroan sedang memperhitungkan semua aspek yang dapat berpengaruh terhadap remediasi atas pit terdampak bencana. Kompleksitas dari perhitungan tersebut
karena Perseroan harus merevisi rencana pertambangan dan melakukan re alokasi utilisasi alat berat pertambangan," kata Hidayat.
Pada tanggal 31 Desember 2023, jumlah persediaan emas yang dimiliki ARCI adalah adalah sebesar US$105.520.742 atau 13% dari total aset konsolidasian. Diketahui, akumulasi jumlah produksi emas sejak awal kegiatan produksi sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan adalah sekitar 2.301 kilo ons. (rpi)