- Antara Foto
Kian Terpuruk, Harga Emas Antam Turun Empat Hari Berturut-Turut ke Rp1,319 Juta per Gram
Jakarta, tvOnenews.com - Seiring dengan berakhirnya tren kenaikan harga emas di pasar dunia, harga logam mulia di dalam negeri terus terkoreksi. Harga emas Antam (PT Aneka Tambang Tbk) bahkan kembali turun untuk empat hari berturut - turut.
Dilansir dari laman logammulia.com, harga emas batangan Antam untuk pecahan 1 gram hari ini terpantau di level Rp1,319 juta, atau turun Rp1.000 dibandingkan sehari sebelumnya di Rp1,319 juta.
Sementara harga pembelian kembali (buyback) emas Antam, juga tercatat turun sebesar Rp1.000 per gram, dari Rp1,218 juta per gram, menjadi Rp1,217 juta per gram.
Penurunan harga emas Antam ini telah terjadi sejak awal pekan ini, dimana dalam enam hari harga emas telah turun hingga Rp28.000 per gram, dari level tertingginya di Rp1,347 juta per gram di akhir pekan lalu.
Sementara dari bursa komoditas global, harga emas dunia pada perdagangan di pasar spot kemarin terpantau naik tipis 0,1 persen ke level 2.323 dolar AS per troy ounce. Namun, harga emas di pasar kontrak untuk pengiriman Juni 2024 terpanta masih terkoreksi hingga 0,2 persen ke level 2.336 dolar AS per troy ounce.
Tren Global
Namun, naiknya harga emas ini belum setimpal dengan koreksi harga yang telah terjadi dalam empat hari sebelumnya. Pada perdagangan Selasa, harga emas tercatat sempat menyentuh level terendahnya dalam tiga pekan terakhir.
Tertekan oleh sentimen investor di pasar komoditas, setelah mencapai rekor tertingginya pada 12 April 2024, harga emas secara bertahap terus mengalami koreksi hingga 100 dolar AS per troy ounce.
Koreksi di harga emas terjadi seiring dengan meredanya kekhawatiran investor global tentang ancaman konflik Iran dan Israel. Meredanya ancaman geopolitik di Timur Tengah membuat investor mulai berani mengambil risiko dan meninggalkan instrumen yang dianggap aman atau safe haven seperti emas.
Meski mengalami penurunan harga dalam sepekan terakhir, dalam jangka panjang tren harga emas dunia diperkirakan masih akan menguat. Apalagi, saat ini sejumlah bank sentral dari beberapa negara semakin banyak mengoleksi emas untuk memperkuat cadangan devisa. (hsb)