- Abdul Gani Siregar-tvOnenews
Menteri Keuangan Sri Mulyani Prediksi Proyeksi Ekonomi Dunia Stagnan Tahun Ini
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan proyeksi ekonomi dunia akan mengalami stagnan di tahun 2024.
Hal ini dipicu oleh kondisi perekonomian 2024 yang diprediksi lebih sulit dari yang dibayangkan lantaran gejolak geopolitik yang kian memanas di Timur Tengah.
Imbas dari konflik antara Iran dan Israel menyebabkan harga komoditas seperti minyak menjadi tinggi.
Bahkan konflik geopolitik juga menyeret masalah baru seperti kebijakan suku bunga tinggi yang dilakukan oleh bank sentral Amerika Serikat, menyebabkan nilai tukar dolar menguat.
"Kondisi global environment menyebabkan proyeksi ekonomi dunia akan stagnan," kata dia, saat konferensi pers APBN Kita, di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2024).
Sri Mulyani pun menguak harapan adanya penurunan suku bunga di Amerika Serikat hanyalah khayalan semata.
"Untuk Fed Fund Rate (suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat) 5,5 persen, tadinya pelaku pasar memperkirakan akan ada penurunan, bahkan paling optimis penurunannya sampai enam kali pemotongannya," ungkap dia.
"Namun harapan itu harus direvisi dengan data dan pernyataan dari the Fed, dengan situasi ini terlihat pergerakan yield US Treasury yang masih meningkat dan juga dolar indeks yang meningkat. Kalau dolar kuat mata uang negara lainnya akan melemah," tegas dia.
Sebagai informasi, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) pada bulan ini ke level 6,25 persen untuk menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Eks Direktur Eksekutif Bank Dunia ini menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih diproyeksi pada level 5,0 persen. Sementara itu, pada tahun 2025 Sri Mulyani mengatakan IMF memprediksi ekonomi Indonesia 5,1 persen.
"Situasi global yang cenderung melemah dan tekanan yang bertubi dari harga komoditas, inflasi, dan suku bunga tentu akan memengaruhi kinerja seluruh dunia terutama manufaktur. Indonesia masih dalam situasi ekspansif dan pada level yang cukup baik," tutup dia. (agr/rpi)