Owner Astiga Leather Garut, Luthfi Muhammad, mengaku bisa hasilkan hingga Rp300 juta per bulan dari usaha kerajinan kulit yang didukung KUR BRI.
Sumber :
  • Rilo Pambudi-tvOnenews

Berkat KUR BRI, Pengrajin Kulit di Garut Mampu Kembangkan Usaha Fesyen Beromzet hingga Rp300 Juta per Bulan

Kamis, 2 Mei 2024 - 16:02 WIB

Garut, tvOnenews.com -  Rombongan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenko Perekonomian Republik Indonesia melakukan kunjungan monitoring dan evaluasi debitur KUR ke Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (2/5/2024).

Salah satu agenda utama dalam Monev Debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut adalah kunjungan ke sentra kulit Sukaregang, tepatnya ke gerai fesyen kulit Astiga Leather.

Astiga Leather adalah salah satu gerai fesyen kulit andalan Kabupaten Garut yang menjual berbagai kerajinan kulit khas Garut.

Owner Astiga Leather, Luthfi Muhammad Sidiq, mengaku usaha kerajinan kulitnya kian berkembang setelah mendapatkan pendanaan KUR dari BRI.

Generasi kedua Astiga Leather tersebut telah sukses mengembangkan usaha fesyen kulit warisan ayahnya tersebut dengan konsep modern berkat pendanaan KUR.

Luthfi mengungkapkan, KUR pertama yang ia ambil adalah senilai Rp500 juta pada tahun 2014 silam.

"Ketika setelah ambil KUR yang pertama dilakukan adalah pembelian bahan baku, upgrade mesin jahit bertahap," kata Luthfi di gerai Astiga Leather, Kamis (2/5/2024).

Astiga Leather awalnya hanyalah sebuah usaha kerajinan kulit biasa yang dikelola oleh ayah Luthfi, Yusuf Sopian, pada tahun 1998 silam.

Keberanian Luthfi untuk memanfaatkan KUR tersebut akhirnya membuahkan semangat untuk membuat bisnis kulitnya semakin berkembang.

Secara bertahap, Lutfi bahkan mampu menembus pendanaan hingga Rp3 miliar untuk semakin melebarkan usahanya. Saat ini, ia memiliki toko yang sudah dikelola secara modern.

Tak main-main, omzet usaha produk kulitnya tersebut kini telah menembus Rp200-300 juta setiap bulan.

"Mungkin untuk pelaku usaha yang lain ketika ingin memanfaatkan KUR, sebaiknya sebelum itu kita harus tahu dulu hal apa saja yang kita perlukan untuk meningkatkan usaha kita Lalu setelah itu mengajukan kur dengan sesuai dengan apa yang dibutuhkan," ujarnya.

Astiga Leather kini menjadi sebuah brand terkenal di Garut yang memproduksi dan menjual berbagai kerajinan yang berbahan dasar kulit hewan serti jaket, dompet, tas, ikat pinggang, hingga topi 

Saat ini, Luthfi sudah menggandeng puluhan karyawan termasuk lima orang pengrajin dan sejumlah supplier kulit domba dan kulit sapi.

Astiga Leather kini telah berkembang menjadi salah satu brand kerajinan kulit yang diperhitungkan, karena terbukti telah mengeluarkan berbagai produk yang menjadi pilihan ikon fesyen bagi banyak kalangan, baik dalam negeri maupun mancanegara, terutama kawasan Asia Tenggara.

Pemilihan bahan baku yang melalui proses seleksi yang cukup ketat, produk yang dihasilkan memiliki kualitas premium. Hal ini dilakukan demi memperbaiki citra produk lokal yang kerap kali dipandang sebelah mata.

Di lokasi yang sama, Manager Bisnis Mikro BRI Garut Haryani Deniawati menyampaikan bahwa apa yang dilakukan oleh Astiga Leather adalah contoh nyata kisah sukses debitur KUR di Kabupaten Garut.

"Astiga ini bagus sekali, sangat disiplin dalam hal pengembangan usaha dan pembayarannya. Saya selaku pendamping KUR turut bangga karena pendanaan dari kami dapat dimanfaatkan dengan sangat baik," ujar Haryani.

Di Astiga Leather, DWP Kemenko Perekonomian menyaksikan langsung proses hingga hasil pengolahan produk-produk kulit Garut.

Turut hadir pula Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Gede Edy bersama jajarannya. (rpi)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral