- Fathur Rochman-Antara
Presiden Jokowi Prihatin Perangkat Teknologi Komunikasi Indonesia Masih Dikuasai Barang Impor, Kalah Jauh dari Malaysia, Filipina, dan Vietnam: Kenapa Kita Diam?
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui prihatin melihat data penggunaan perangkat teknologi dan alat komunikasi di Indonesia masih dikuasai produk impor.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutannya dalam peresmian Indonesia Digital Testing House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) Tapos, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5/2024).
Disebutkan Jokowi, perangkat HP hingga laptop masih didominasi oleh barang-barang asing yang membuat nilai defisit perdagangan di sektor perangkat teknologi dan informasi Indonesia mencapai 2,1 miliar dolar AS atau setara lebih dari Rp30 triliun.
"Impor juga masih mendominasi di permohonan uji perangkat. Data yang saya peroleh yang dari RRT (China) ada 3.046 perangkat, sedangkan yang dari Indonesia hanya 632 perangkat. Sangat jauh sekali," kata Presiden Jokowi.
Artinya, Indonesia sampai saat ini masih belum bisa menjadi pemain pasar atau bagian dari rantai pasok di bidang teknologi dan perangkat komunikasi.
Sepanjang April 2024, Presiden Jokowi diketahui telah dikunjungi oleh dua CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadella dari Microsoft.
Berdasarkan pertemuan tersebut, Presiden mengakui bahwa Indonesia hanya memiliki dua pemasok komponen yang bisa diproduksi di dalam negeri dari 320 komponen perangkat yang diproduksi Apple.
Kondisi tersebut tentu sangat memprihatinkan mengingat negara tetangga di Asia Tenggara seperti Filipina bisa memiliki 17 pemasok komponen.
Bahkan, Malaysia dapat memiliki 19 pemasok komponen, Thailand mempunyai 24 pemasok komponen, dan Vietnam yang terbesar memiliki 72 pemasok.
Padahal,Indonesia adalah negara Asia Tenggara yang memiliki PDB paling besar, yakni sebesar 46 persen dari total PDB atau GDP negara-negara ASEAN.
"Kenapa kita diam? Kenapa Bapak, Ibu diam semuanya? Kaget? Memprihatinkan. Tapi inilah pekerjaan besar yang harus kita kejar. Negara lain dapat peluang," ujar Presiden Jokowi gusar.
Orang nomor satu di RI tersebut mendorong supaya kemampuan industri global dalam negeri dapat ditingkatkan.
sehingga Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, melainkan bagian dari pasar, serta menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global.
Presiden juga meminta agar hati-hati dan waspada terhadap produksi perangkat digital yang berkembang sangat pesat.
"Teknologinya berkembang, setiap hari pasti ada perangkat teknologi baru yang mengubah cara kita bekerja, yang menawarkan kecepatan dan yang menawarkan efisiensi," kata Presiden.
Oleh sebab itu, pelaku di sektor informasi dan teknologi harus memiliki keberanian dan menciptakan terobosan-terobosan baru. (ant/rpi)