Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto.
Sumber :
  • Julio Trisaputra-tvOnenews

Bandingkan dengan China dan Malaysia, Menko Airlangga Sebut PMI Manufaktur Indonesia Masih Lebih Baik

Sabtu, 11 Mei 2024 - 17:08 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa sektor manufaktur Indonesia masih cenderung berada di level ekspansif.

Di tengah melambatnya manufaktur global, Purchasing Managers Index (PMI) atau indeks manufaktur Indonesia masih lebih unggul dibanding dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, bahkan China.

Hal itu disampaikan Menko Airlangga Hartarto dalam Seminar Ekonomi di Sekolah Kolase Kanisius, Jakarta, Sabtu (11/5/2024).

"PMI manufaktur Indonesia masih di atas 52,9, artinya kita masih lebih baik dari negara lain, seperti China (51,4) maupun Malaysia (49,0)," kata Menko Airlangga.

Seiring dengan itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih berada di level 5,11 persen year on year (yoy) pada kuartal I 2024.

Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang berada di level 5,03 persen (yoy).

"Sebesar 5,11 persen (yoy) relatif tertinggi, karena pertama kita ada Lebaran, kedua kita ada Pemilu (Pemilihan Umum). Jadi, biar bagaimanapun Pemilu meningkatkan konsumsi domestik," ungkap Airlangga.

Selanjutnya, Airlangga juga merinci beberapa faktor yang mempengaruhi PMI manufaktur Indonesia.

Misalnya dari sisi ketenagakerjaan, jumlah penduduk bekerja bertambah sebanyak 3,5 juta orang menjadi 142,18 juta orang, sedangkan jumlah pengangguran berkurang hampir 800 ribu orang dibandingkan akhir tahun 2023 menjadi 7,2 juta orang.

“Pekerja formal (persentase) berada di angka 40,8 persen, atau lebih tinggi daripada Februari 2023,” ujar Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengatakan, situasi geopolitik di tingkat global saat ini masih menunjukkan tren yang belum menentu.

"Geopolitik perang Ukraina belum selesai, sementara kita lihat di Timur Tengah Hamas- Israel, ditambah lagi pertempuran Iran dan Israel," ujar Airlangga.

Ditambah lagi, kondisi pertumbuhan ekonomi di Eropa saat ini cenderung masih rendah di tengah transisi periode setelah pandemi COVID-19.

"Prancis sebentar lagi Pemilu, kemungkinan juga kanan. Jerman juga ekonominya tidak baik-baik saja, ini yang harus kita waspadai," ujar Airlangga. (ant/rpi)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
06:42
02:42
01:34
00:56
02:26
00:41
Viral