- tangkapan layar https://www.youtube.com/watch?v=0ZeEiA6h4AM
Rekor Surplus Neraca Perdagangan Terpanjang Sejak 2008, Indonesia Kembali Catat Surplus Perdagangan di April 2024
Jakarta, tvOnenews.com - Meski kinerja ekspor dan impor mengalami penurunan, Indonesia kembali mencatat surplus neraca perdagangan pada bulan April 2024 sebesar 3,56 miliar dolar AS. Secara berurutan, kinerja neraca perdagangan mencatat surplus dalam 48 bulan berturut - turut.
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan Indonesia sudah mencatat surplus neraca perdagangan selama empat tahun sejak Mei 2020 lalu. Namun, surplus 4 tahun beruntun ini bukan lah kali pertama terjadi dalam sejarah.
"Berdasarkan catatan BPS surplus terpanjang pernah terjadi selama 152 bulan berturut-turut, yaitu pada Juni 1995 sampai dengan April 2008," kata Pudji Ismartini dalam konferensi pers Rabu, 15 Mei 2024.
Lebih lanjut dia menjelaskan nilai ekspor Indonesia pada April 2024 mencapai 19,62 miliar dolar AS, atau turun 12,97 persen dibanding ekspor Maret 2024. Namun, dibandingkan April 2023, nilai ekspor naik sebesar 1,72 persen (yoy).
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–April 2024 mencapai 81,92 miliar dolar AS atau turun 5,12 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Sementara ekspor nonmigas mencapai 76,67 miliar dolar AS, atau turun 5,43 persen.
Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar April 2024, menurut Pudji Ismartini, komoditas dengan penurunan terbesar dibanding Maret 2024 adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar 478,9 juta (34,88 persen).
"Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar 210,6 juta (45,85 persen)," jelasnya.
Impor Turun
Pudji Ismartini menjelaskan nilai impor Indonesia pada April 2024 mencapai 16,06 miliar dolar AS, turun 10,60 persen (mom) dibandingkan Maret 2024, atau naik 4,62 persen (yoy) dibandingkan April 2023.
"Impor migas April 2024 senilai 2,96 miliar dolar AS, turun 11,01 persen dibandingkan Maret 2024 atau naik 0,18 persen dibandingkan April 2023," kata Pudji Ismartini.
Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas April 2024, mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya mengalami penurunan terbesar senilai 17,07 persen dibandingkan Maret 2024. Sementara peningkatan terbesar adalah gula dan kembang gula yang naik 48,64 persen.
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–April 2024 adalah Tiongkok 20,77 miliar dolar AS (35,22 persen). Selanjutnya adalah Jepang 4,26 miliar dolar AS (7,23 persen) dan Thailand 3,27 miliar dolar AS (5,55 persen). (hsb)