Defisit Transaksi Berjalan Melebar, Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah Mendekati Level Rp16 Ribuan per Dolar AS.
Sumber :
  • Antara Foto

Defisit Transaksi Berjalan Melebar, Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah Mendekati Level Rp16 Ribuan per Dolar AS

Senin, 20 Mei 2024 - 17:45 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Nilai tukar rupiah kembali anjlok menyusul rilis data melebarnya defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada Kuartal I-2024. Selain faktor domestik, penguatan Dolar di pasar global juga membuat Rupiah melemah mendekati level Rp16 ribuan per dolar AS. 

Pada akhir perdagangan Senin (20/5/2024), kurs rupiah di pasar spot antar bank tergelincir 23 poin atau 0,14 persen menjadi Rp15.978 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.955 per dolar AS.

Selain itu, kurs rupiah yang dirilis Bank Indonesia, JISDOR juga terpantau turun 2 bps, dari Rp15.978 per dolar AS ke level Rp15.980 per dolar AS.
 
"Pelemahan rupiah hari ini lebih dipengaruhi oleh data neraca pembayaran Indonesia triwulan I-2024 yang mengalami defisit terutama defisit pada neraca berjalan yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta, Senin.
 
Sebelumnya, Bank Indonesia merilis data Neraca Pembayaran Indonesia. Indonesia kembali mencatat defisit transaksi berjalan untuk keempat kalinya secara beruntun. Pada kwartal I-2024 lalu, nilai defisit transaksi berjalan bahkan melonjak hingga mencapai 2,2 miliar dolar AS. 

Bank Indonesia mencatat pada kwartal I-2024, transaksi berjalan mencatat defisit 2,2 miliar dolar AS (0,6 persen dari PDB), atau lebih tinggi dibandingkan dengan defisit 1,1 miliar dolar AS (0,3 persen dari PDB) pada kwartal IV-2023.

Meski terjadi peningkatan defisit neraca berjalan, Asisten Gubernur Bank Indonesia Erwin Haryono menilai hal tersebut masih tergolong wajar. "Transaksi berjalan mencatat defisit rendah di tengah kondisi perlambatan ekonomi global," katanya dalam keterangan tertulis Senin (20/5/2024). 

Naiknya defisit transaksi berjalan di kuartal I-2024, terutama dsebabkan oleh penurunan surplus neraca perdagangan barang, serta meningkatnya defisit pada neraca pendapatan primer. Selain itu, terdapat penuruna defisit neraca jasa, dan peningkatan nercara pendapatan sekunder. 

Sementara dari eksternal, pelaku pasar menunggu Federal Open Market Committee (FOMC) minutes dan data klaim pengangguran AS yang akan dirilis Kamis pekan ini. Ketidakpastian di kalangan pelaku pasar hari ini kembali mendorong dolar menguat terhadap sejumlah mata uang global. (ant)
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:58
01:28
01:07
00:53
03:16
43:11
Viral