- Antara Foto
Harga Emas Antam Kembali Turun Tipis ke Level Rp1,357 Juta per Gram, Masih Mendekati Rekor Tertingginya di Awal Pekan
Jakarta, tvOnenews.com - Harga emas atau logam mulai di dalam negeri kembali terkoreksi tipis menyusul adanya penurunan pada harga emas dunia. Meski turun dalam dua hari, harga emas diyakini masih berada dalam tren kenaikan atau bullish seiring dengan tingginya minat pelaku pasar.
Dikutip dari laman logammulia.com, Selasa (22/5/2024) pagi, harga emas Antam (PT Aneka Tambang Tbk) terpantau turun Rp1.000 per gram ke level Rp1,357 juta per gram. Harga emas ini masih belum jauh terkoreksi dibandingkan dengan rekor tertingginya pada hari Senin (20/5/2024) yang mencapai Rp1,363 juta per gram.
Berbeda dengan harga jual, harga pembelian kembali (buyback) emas Antam justru turun Rp2.000 per gram, ke level Rp1,249 juta per gram. Jumlah ini belum termasuk potongan Pajak Penghasilan Pasal 22 sebesar 1,5 persen jika melakukan transaksi di atas Rp10 juta.
Turunnya harga emas domestik ini terjadi sejalan dengan terkoreksinya harga emas di pasar global. Meski data inflasi di Amerika Serikat yang turun sempat memicu naiknya harga emas ke rekor tertingginya, pernyataan pejabat Bank Sentral Amerika Serikat kembali menurunkan harapan pelaku pasar terhadap rencana penurunan suku bunga acuan.
Pada perdagangan Selasa (21/5/2020), harga emas dunia di pasar spot terpantau turun tipis 0,15 persen ke level 2.421 dolar AS per troy ounce. Sementara harga emas di pasar kontrak untuk penyerahan Juni 2024 terpantau turun hingga 0,5 persen ke level 2.425 dolar AS per troy ounce.
Turunnya harga emas dunia kemarin terjadi di tengah meningkatnya nilai tukar Dolar Amerika Serikat. Kenaikan indeks dolar ini membuat harga emas secara relatif menjadi lebih mahal bagi investor global.
Sentimen negatif terhadap harga emas dunia kemarin datang dari pernyataan pejabat Bank Sentral AS, The Fed yang menyebut bahwa pihaknya masih harus menunggu lebih lanjut untuk memastikan bahwa tingkat inflasi di negara tersebut sudah berada dalam tren penurunan.
Pernyataaan ini sekaligus memupus optimisme pelaku pasar yang memperkirakan akan terjadinya penurunan suku bunga acuan pada September 2024 mendatang, setelah rilis data inflasi April 2024 menunjukkan angka yang lebih rendah dari perkiraaan.
Tertundanya penurunan suku bunga atau era suku bunga tinggi di Amerika Serikat diperkirakan akan mengurangi minat investor terhadap instrumen - instrumen yang tidak memberi imbal hasil tetap seperti emas. (hsb)