- Humas Kemenko Perekonomian
Indonesia dan Rusia Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan hingga Investasi, RI Ditawari Produk Daging Halal Tapi Sawit Dilarang Masuk
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah melalui Kemenko Perekonomian menjalin kerja sama ekonomi bilateral dengan Rusia di sejumlah bidang.
Kerja sama ekonomi bilateral dengan Rusia menjadi salah satu langkah untuk memperkuat perekonomian nasional dalam menghadapi berbagai peningkatan risiko ketidakpastian global saat ini.
Di sela agenda Russia Halal Expo 2024 yang diselenggarakan di Kazan, Federasi Rusia, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi melakukan Pertemuan Ketua Kelompok Kerja Perdagangan, Investasi, dan Industri RI-Rusia pekan lalu.
Delegasi Rusia dipimpin oleh Deputi Menteri Pembangunan Ekonomi Federasi Rusia H.E. Dmitry Volvach.
Dalam kesempatan tersebut, kedua pihak membahas secara komprehensif terkait perkembangan kerja sama kedua negara, khususnya di bidang perdagangan, industri, dan investasi.
Deputi Edi Prio Pambudi menyampaikan apresiasi atas kemajuan yang telah dicapai dalam implementasi kerja sama bidang ekonomi antara Indonesia dan Rusia, serta berharap agar kerja sama antar kedua negara dapat terus ditingkatkan ke depannya.
Lebih lanjut, Deputi Edi Prio Pambudi menyampaikan usulan maupun concern terkait beberapa isu yang hingga saat ini masih didiskusikan oleh kedua pihak.
“Kerja sama di bidang halal, yang meliputi sektor teknologi, infrastruktur dan investasi merupakan substansi yang disasar dalam rencana kesepakatan kedua belah pihak," kata Edi dikutip Rabu (22/5/2024).
"Selain itu, Pemerintah Indonesia kembali menyampaikan concern atas proses registrasi beberapa Unit Pengolahan Ikan (UPI) Indonesia yang akan masuk ke pasar Rusia. Kami meminta kepada Pemerintah Rusia agar bisa mempercepat fasilitasi proses registrasi tersebut,” jelas Deputi Edi.
Selain itu, regulasi terkait minyak sawit dan produk kelapa asal Indonesia di Rusia juga menjadi salah satu topik yang memperoleh sorotan dalam pertemuan tersebut.
“Produk palm oil Indonesia memiliki standar yang tinggi dan telah sesuai dengan standar internasional. Indonesia juga menyayangkan keputusan pelarangan sementara ekspor produk kelapa Indonesia oleh Rusia."
"Indonesia telah melakukan sejumlah langkah perbaikan dan meminta Rusia untuk mencabut larangan ekspor tersebut,” tegas Deputi Edi.
Di sisi lain, Deputi Volvach juga menyampaikan beberapa isu yang menjadi perhatian dari pihak Indonesia, antara lain ekspor produk daging Rusia ke Indonesia dan produk farmasi asal Rusia.
“Kami mengharapkan Pemerintah Indonesia dapat mempertimbangkan keinginan ekspor produk daging asal Rusia yang telah disesuaikan dengan sertifikasi halal," ungkap Deputi Volvach.
"Kami juga mengusulkan kepada pihak Indonesia untuk mendiskusikan pembentukan sebuah pengaturan standarisasi bersama secara bilateral untuk produk farmasi,” sambungnya.
Selanjutnya, kedua Deputi tersebut juga membahas upaya peningkatan kerja sama di sektor pariwisata serta percepatan penyelesaian perundingan dari Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I-EAEU FTA).
“Perjanjian perdagangan dengan EAEU sangat penting bagi kedua pihak untuk meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan. Diharapkan agar perjanjian tersebut juga memberikan manfaat kepada pihak pelaku usaha."
"Saya yakin bahwa pembentukan perjanjian tersebut akan menjadi rujukan untuk peningkatan standar produk dan komoditas ekspor Indonesia maupun negara anggota EAEU,” pungkas Deputi Edi.
Pada akhir pertemuan, kedua pihak juga sepakat untuk melanjutkan komunikasi terkait jadwal pelaksanaan Pertemuan Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-13 RI-Rusia Bidang Kerja Sama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik serta Pertemuan ke-6 Working Group on Trade, Investment and Industry (WGTII) RI-Rusia. (rpi)