- Antara
Menko Luhut Targetkan Hilirisasi Rumput Laut RI Tembus Rp303 Triliun di 2033, Genjot Agar Masa Panen Bisa Dipercepat
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan ingin agar waktu panen rumput dapat lebih cepat guna memacu produktivitas hilirisasi rumput laut nasional.
Sebab, Menko Luhut menargetkan Indonesia dapat ekspor hilirisasi rumput laut sebesar 19 miliar dolar AS atau setara Rp303,71 triliun pada tahun 2033 mendatang.
Hal itu disampaikan dalam Seminar Percepatan Integrasi Hulu-Hilir Industri Rumput Laut dan Peluncuran International Center for Tropical Seaweeds (ICTS).
“Menurut saya pada tahun 2033 ekspor kita dari sini akan mencapai 19 miliar dolar AS, jadi dengan panen rumput lautnya hanya 30 hari, maka bisa dilakukan setahun penuh,” kata Luhut pada Rabu (22/5/2024).
Target tersebut seiring dengan besarnya permintaan pasar global terhadap rumput laut.
Rumput laut yang dapat dipanen berkali-kali dalam setahun akan memberikan keuntungan besar untuk masyarakat.
Mengingat 62% masyarakat Indonesia tinggal di kawasan pesisir dan hidup dalam banyak yang hidup dalam garis kemiskinan, maka Luhut mengharap agar produktivitas rumput laut dapat mengangkat perekonomian mereka.
“Saya pikir kita harus melakukan penelitian, bisakah kita melakukannya (panen) kurang dari 45 hari, jika bisa dalam 30 hari, saya pikir ini akan lebih baik bagi petani kita di tingkat sipil,” ujar Luhut.
Diketahui, dalam seminar tersebut dilakukan diskusi untuk menggali solusi dan masa depan rumput laut bagi ekonomi, dimana pemerintah menggandeng pakar dan akademisi dari institut teknologi di India.
“Kami kerja sama dengan peneliti, kami ingin 45 hari panennya itu bisa dipercepat jadi 30 hari, sehingga nelayan-nelayan di pesisir tak ada masalah kehidupan ke depan,” ujar Luhut.
Menko Marves menilai, dengan budidaya rumput laut ini maka peternak lobster juga tidak akan perlu lagi menjual benih bening lobster (BBL) secara ilegal.
“Dulu diekspor karena kalau baby lobster masuk ke keramba dia nunggu 7 bulan, dia makan apa, kalau sekarang dengan rumput laut ini dia bisa setiap hari panen,” kata Luhut.
Melalui kerja sama dengan pakar dari Institut Teknologi India, Indonesia yang sudah memiliki pabrik di Lombok ingin belajar melihat industri pupuk organik, seperti dengan bioplastik dan stimulan organic fertilizer.
“Semua sudah ada pabriknya nanti kita buat, nanti kalau jalan semua bagus kita tingkatkan, semua kita perbesar,” ujar Luhut. (ant/rpi)