- tangkapan layar youtube@sekretariat presiden
Bukan Perang Rusia - Ukraina, Ternyata Anjloknya ke Rupiah ke Rp16.200 Sempat Membuat Presiden Jokowi Ngeri dan Pemerintah Sampai Ketar - Ketir
Lebih lanjut Presiden Jokowi menjelaskan bahwa dampak dari perubahan nilai tukar Rupiah terhadap perekonomian yang sangat besar, dan tidak bisa dianggap enteng.
"Begitu kuat Dolar, hati - hati ada harga - harga yang bakal naik. Tapi kalau kuat Rupiah (kurs), harga barang barang terutama yang terkait impor itu jauh lebih murah," kata Presiden Jokowi.
Harga Minyak dan Suku Bunga
Selain pelemahan nilai tukar atau kurs, Presiden Jokowi menyebut dua faktor lainnya yang paling ditakuti pemerintah di seluruh dunia. Hal kedua adalah terkait dengan ancaman kenaikan harga minyak dunia.
Presiden Jokowi menuturkan, meningkatnya konflik dan tensi geopolitik di Timur Tengah baru - baru ini sempat membuat gejolak di pasar keungan . Perang Israel - Palestina yang sempat menarik keterlibatan Iran sempat memicu kenaikan harga minyak dunia.
"Apa yang terjadi kalau harga minyak naik? Jangan dianggap remeh, perang yang jauh dari kita bisa berpengaruh kepada Indonesia. Kalau harga minyak naik karena produki Iran turun, maka semua barang - barang akan ikut naik," kata Presiden Jokowi.
Selanjutnya, hal ketiga yang ditakuti negara - negara dunia saat ini adal faktor suku bunga pinjaman. Naiknya tingkat suku bunga global akan menambah beban pembayaran bunga utang dari berbagai negara.