Menko Luhut Binsar Pandjaitan bidik keuntungan besar dari minyak jelantah yang diproses untuk menjadi avtur..
Sumber :
  • Instagram @luhut.pandjaitan

Luhut Incar Keuntungan Rp12 Triliun dari Avtur Minyak Jelantah untuk Bahan Bakar Pesawat, Diluncurkan September 2024

Kamis, 30 Mei 2024 - 17:49 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan potensi besar dari bahan bakar aviasi ramah lingkungan (sustainable aviation fuel/SAF).

SAF adalah pengganti bahan bakar pesawat atau avtur ramah lingkungan yang dibuat dari minyak jelantah atau used cooking oil.

Bahkan, Menko Luhut membidik keuntungan sebesar Rp12 triliun dari penjualan domestik dan ekspor SAF tersebut.

Hal itu disampaikan Menko Luhut melalui akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan, Kamis (30/5/2024).

“Diestimasikan bahwa penjualan SAF secara domestik dan ekspor dapat menciptakan keuntungan lebih dari Rp 12 triliun per tahun,” kata Menko Luhut.

Angka fantastis tersebut didapat setelah menghitung nilai ekonomi melalui kapasitas produksi kilang-kilang biofuel Pertamina.

Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi sudah melakukan uji coba statis yang sukses dari SAF untuk digunakan pada mesin jet CFM56-7B.

“Hal ini membuktikan bahwa produk mereka layak digunakan pada pesawat komersil,” kata Luhut.

Selain itu, pengembangan industri SAF akan menjadi pintu masuk investasi kilang biofuel dari swasta maupun BUMN.

Mengutip data International Air Transport Association (IATA), Luhut mengatakan bahwa Indonesia diprediksi akan menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade ke depan.

Asumsi kebutuhan bahan bakar tersebut diperkirakan akan mencapai 7.500 ton liter hingga 2030.

Prediksi itu lantas akan menjadi landasan bagi Luhut untuk memimpin Rapat Rancangan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Industri Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia.

Luhut menyadari, seiring meningkatnya aktivitas penerbangan, emisi karbon yang dihasilkan juga akan terus bertambah.

Oleh sebab itu,  intervensi untuk mengurangi emisi karbon menjadi penting.

“Dari berbagai data dan kajian, bisa saya simpulkan bahwa SAF adalah solusi paling efektif untuk mewujudkan masa depan penerbangan yang ramah lingkungan di Indonesia,” kata dia.

Karena itu, upaya untuk menciptakan bahan bakar aviasi ramah lingkungan (SAF) ini bukan hanya menjadi inovasi belaka, melainkan komitmen dalam mengurangi emisi karbon global.

Luhut memastikan, pemerintah akan menyusun Peraturan Presiden khusus untuk melandasi pengembangan SAF di Indonesia, yang rencananya akan dirilis pada September mendatang dalam gelaran Bali Air Show 2024. 

“Saya menargetkan setelah keluarnya peraturan presiden, SAF dapat kami launching payung hukumnya selambatnya pada Bali International Airshow 2024, September mendatang,” kata Luhut. (rpi)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:01
01:41
08:10
01:54
03:55
05:35
Viral